Minut, BeritaManado.com – Seperti tahun-tahun sebelumnya, jalan protokol bypass Manado-Bitung tepatnya di depan Manado Independent School (MIS) Kecamatan Kalawat, Minahasa Utara tetap mengalami banjir.
Pantauan BeritaManado.com, Sabtu (16/12/2017) sore, jalan tersebut tergenang air setinggi lutut orang dewasa, membentang di depan MIS sepanjang kurang lebih 100 meter.
Padahal sejak awal 2017, sudah dibangun proyek pembuatan gorong-gorong untuk mencegah banjir di jalan tersebut, tapi sepertinya gagal.
“Gorong-gorong ini rupanya tidak ada manfaat. Tetap saja banjir disini,” keluh Yohanes Kaparang, salah satu pengendara bermotor ketika melintas lokasi banjir.
Akibat genangan semakin tinggi, sejumlah kendaraan mengalami mati mesin sehingga terjadi macet panjang.
Terpaksa petugas Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Minut langsung menutup akses jalan tersebut dan diarahkan melalui Jalan Ir Soekarno.
Hendra Lumanauw, warga Kecamatan Kalawat mengatakan, sebelum aula MIS dibangun, jalan itu tidak pernah mengalami banjir.
“Berdasarkan topografi wilayah, disitu seharusnya alur aliran air dari tempat tinggi ke rendah melalui wilayah kawasan MIS. Tapi apa mau dikata, pihak pengembang MIS sepertinya kurang peka dengan persoalan ini. Masyarakat yang tahu persis kondisi wilayah disitu. Muara air ini yang menjadi soal. Dan muara itu seharusnya melewati Kawasan MIS karena awalnya lokasi pemukiman di MIS adalah rawa alias bentangan serapan air, yang alurnya mengalir hingga ke sungai kecil yang ada di belakang MIS tepatnya di Desa Kolongan Tetempangan yang dulunya menjadi bagian Desa Kolongan,” ujar Hendra.
Hendra juga menyentil soal keberadaan proyek gorong-gorong.
“Proyek yang seharusnya jadi solusi tapi pada kenyataannya malah terkesan jadi mubazir dan malah tak mendatangkan manfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
(Finda Muhtar)
Minut, BeritaManado.com – Seperti tahun-tahun sebelumnya, jalan protokol bypass Manado-Bitung tepatnya di depan Manado Independent School (MIS) Kecamatan Kalawat, Minahasa Utara tetap mengalami banjir.
Pantauan BeritaManado.com, Sabtu (16/12/2017) sore, jalan tersebut tergenang air setinggi lutut orang dewasa, membentang di depan MIS sepanjang kurang lebih 100 meter.
Padahal sejak awal 2017, sudah dibangun proyek pembuatan gorong-gorong untuk mencegah banjir di jalan tersebut, tapi sepertinya gagal.
“Gorong-gorong ini rupanya tidak ada manfaat. Tetap saja banjir disini,” keluh Yohanes Kaparang, salah satu pengendara bermotor ketika melintas lokasi banjir.
Akibat genangan semakin tinggi, sejumlah kendaraan mengalami mati mesin sehingga terjadi macet panjang.
Terpaksa petugas Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Minut langsung menutup akses jalan tersebut dan diarahkan melalui Jalan Ir Soekarno.
Hendra Lumanauw, warga Kecamatan Kalawat mengatakan, sebelum aula MIS dibangun, jalan itu tidak pernah mengalami banjir.
“Berdasarkan topografi wilayah, disitu seharusnya alur aliran air dari tempat tinggi ke rendah melalui wilayah kawasan MIS. Tapi apa mau dikata, pihak pengembang MIS sepertinya kurang peka dengan persoalan ini. Masyarakat yang tahu persis kondisi wilayah disitu. Muara air ini yang menjadi soal. Dan muara itu seharusnya melewati Kawasan MIS karena awalnya lokasi pemukiman di MIS adalah rawa alias bentangan serapan air, yang alurnya mengalir hingga ke sungai kecil yang ada di belakang MIS tepatnya di Desa Kolongan Tetempangan yang dulunya menjadi bagian Desa Kolongan,” ujar Hendra.
Hendra juga menyentil soal keberadaan proyek gorong-gorong.
“Proyek yang seharusnya jadi solusi tapi pada kenyataannya malah terkesan jadi mubazir dan malah tak mendatangkan manfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
(Finda Muhtar)