Bitung – Anggota DPD RI/MPR RI, Stefanus BAN Liow menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu (25/04/2018).
Sosialisasi itu digelar di Nico Caffee Madidir yang dihadiri sejumlah perwakilan masyarakat Kota Bitung.
Dalam sosialisasi yang dikemas dalam bentu dialog dipandu moderator, Ferdy Pangelila, Stefanus dicecar sejumlah pertanyaan terkait isu SARA yang kerap dimainkan para elit politik dengan tujuan meraih dukungan.
“Sebenarnya, isu SARA yang mengancam keutuhan empat pilar kebangsaan hanyalah mainan para elit politik yang memang sengaja dimainkan untuk kepentingan politik,” kata Berty Lumempouw yang hadir mendampingi Stefanus sebagai salah satu pembicara.
Berty mengatakan, masyarakat pada dasarnya tak lagi mempermasalahkan tentang keberagaman yang memang sudah mengakar dari jaman dahulu.
“Tapi para elit politik yang ada di pusat yang sengaja memainkan isu ini serta mempertontonkan kepada masyarakat agar ikut terhasut dengan isu SARA,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Audy Amir yang menilai sosialisasi empat pilar yang digelar Senator asal Sulut itu kurang tepat menghadirkan masyarakat.
“Yang perlu sosialisasi seperti ini adalah para elit politik di Jakarta, karena sangat jelas mereka mulai lupa dengan apa itu empat pilar kebangsaan sehingga perlu belajar kembali,” kata Audy.
Ia moncontohkan, pernyataan-pernyataan para tokoh politik di media yang mengarah pada isu SARA yang jelas-jelas tak sejalan dengan empat pilar kebangsaan.
“Untuk itu kami usulkan ke Pak Stefanus agar Menteri Pendidikan kembali memasukkan ke korikulum soal pendidikan kewarganegaraan serta mata pelajaran yang menyangkut empat pilar kebangsaan,” katanya.
Jefry Wuisan mewakili Wartawan meminta agar pelajaran P4 kembali dimasukkan sebagai korikulum tingkat Sekolah Dasar (SD)
Mengingat saat ini kata Jefry, siswa tingkat SD dalam beretikan dan moral sudah tergerus sehingga kata-kata makian dianggap sebagai hal wajar untuk diucapkan.
Menanggapi hal itu, Stefanus tak menampik jika memang ada sejumlah elit politik sengaja memainkan isu SARA untuk kepentingan tertentu.
Untuk itu kata dia, sosialisasi empat pilar kebangsaan perlu untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat agar tak terprovokasi.
“Apalagi tahun ini adalah tahun politik yang isu apapun bisa dimainkan untuk meraih simpati masyarakat,” katanya.
Ia juga mengaku bakal menyampaikan apa yang disampaikan perwakilan masyarakat dalam sosialisasi itu sebagai bentuk masukan kepada para elit politik.
“Saya berharap masyarakat Sulut, terutama Kota Bitung tetap menjaga empat pilar kebangsaan seperti yang telah tercipta selama ini,” katanya.
(abinenobm)
Bitung – Anggota DPD RI/MPR RI, Stefanus BAN Liow menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu (25/04/2018).
Sosialisasi itu digelar di Nico Caffee Madidir yang dihadiri sejumlah perwakilan masyarakat Kota Bitung.
Dalam sosialisasi yang dikemas dalam bentu dialog dipandu moderator, Ferdy Pangelila, Stefanus dicecar sejumlah pertanyaan terkait isu SARA yang kerap dimainkan para elit politik dengan tujuan meraih dukungan.
“Sebenarnya, isu SARA yang mengancam keutuhan empat pilar kebangsaan hanyalah mainan para elit politik yang memang sengaja dimainkan untuk kepentingan politik,” kata Berty Lumempouw yang hadir mendampingi Stefanus sebagai salah satu pembicara.
Berty mengatakan, masyarakat pada dasarnya tak lagi mempermasalahkan tentang keberagaman yang memang sudah mengakar dari jaman dahulu.
“Tapi para elit politik yang ada di pusat yang sengaja memainkan isu ini serta mempertontonkan kepada masyarakat agar ikut terhasut dengan isu SARA,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Audy Amir yang menilai sosialisasi empat pilar yang digelar Senator asal Sulut itu kurang tepat menghadirkan masyarakat.
“Yang perlu sosialisasi seperti ini adalah para elit politik di Jakarta, karena sangat jelas mereka mulai lupa dengan apa itu empat pilar kebangsaan sehingga perlu belajar kembali,” kata Audy.
Ia moncontohkan, pernyataan-pernyataan para tokoh politik di media yang mengarah pada isu SARA yang jelas-jelas tak sejalan dengan empat pilar kebangsaan.
“Untuk itu kami usulkan ke Pak Stefanus agar Menteri Pendidikan kembali memasukkan ke korikulum soal pendidikan kewarganegaraan serta mata pelajaran yang menyangkut empat pilar kebangsaan,” katanya.
Jefry Wuisan mewakili Wartawan meminta agar pelajaran P4 kembali dimasukkan sebagai korikulum tingkat Sekolah Dasar (SD)
Mengingat saat ini kata Jefry, siswa tingkat SD dalam beretikan dan moral sudah tergerus sehingga kata-kata makian dianggap sebagai hal wajar untuk diucapkan.
Menanggapi hal itu, Stefanus tak menampik jika memang ada sejumlah elit politik sengaja memainkan isu SARA untuk kepentingan tertentu.
Untuk itu kata dia, sosialisasi empat pilar kebangsaan perlu untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat agar tak terprovokasi.
“Apalagi tahun ini adalah tahun politik yang isu apapun bisa dimainkan untuk meraih simpati masyarakat,” katanya.
Ia juga mengaku bakal menyampaikan apa yang disampaikan perwakilan masyarakat dalam sosialisasi itu sebagai bentuk masukan kepada para elit politik.
“Saya berharap masyarakat Sulut, terutama Kota Bitung tetap menjaga empat pilar kebangsaan seperti yang telah tercipta selama ini,” katanya.
(abinenobm)