Langowan, BeritaManado.com — Gedung gereja bersejarah di Jemaat GMIM Schwarz Sentrum Langowan, ternyata sempat tidak difungsikan dan ditinggalkan karena tidak ada lagi jemaat di seluruh wilayah Langowan yang beribadah disitu.
Pada Seminar Sejarah Penginjilan Johann Gttlieb Schwarz beberapa hari lalu yang dilaksanakan di gedung gereja tersebut, terungkap beberapa hal yang mungkin tidak banyak orang yang mengetahuinya.
Pdt. Ernest Emor STh dalam pemaparan materinya mengatakan bahwa pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942-1945, gedung gereja yang di masa itu bernama Sentrum Langowan dibom dan mengalami kerusakan.
Di tahun 1950-an setelah dilakukan perbaikan, gedung gereja Sentrum Langowan kembali digunakan sebagai tempat untuk beribadah dari jemaat se-Langowan, namun seiring perjalanan waktu, desa-desa seperti Wolaang, Lowian, Tounelet, Walantakan, Waleure, Koyawas, akhirnya sudah bisa membangun gedung gereja sendiri.
Hal itulah yang pada akhirnya membuat gedung gereja GMIM Sentrum Langowan ketika itu terbengkalai dan tidak ada aktivitas peribadatan.
Jelang berhentinya aktivitas pelayanan di gereja tersebut, peribadatan sempat dilakukan hanya setiap 6 bulan sekali dan akhirnya berangsur-angsur hingga terhenti dengan sendirinya.
Bahkan, Pdt. Ernest Emor mengatakan bahwa gedung gereja dan halaman tidak lagi terurus serta sempat dijadikan tempat pelihara hewan kuda dan sapi.
Namun yang cukup mengejutkan, ada juga informasi bahwa gedung gereja itu tak luput dari istilah zaman sekarang yaitu kenakalan remaja.
Terkait hal ini, mantan Ketua BPMS GMIM Pdt. Piet M Tampi STh MSi mengatakan bahwa saat dirinya melayani di jemaat tersebut, ada upaya untuk mengembalikan aktivitas peribadatan di gedung gereja tersebut.
“Saat itu ada inisiatif untuk melakukan pendekatan dengan jemaat di desa-desa sekitar gereja Sentrum Langowan untuk merelakan beberapa anggota jemaatnya untuk kembali beribadah di gereja Sentrum. Hal itu pada akhirnya membuahkan hasil, sehingga pada 12 Juni 1999 resmi difungsikan kembali dengan menggunakan nama Jemaat GMIM Schwarz Sentrum Langowan,” ungkap Tampi.
Jadi, Jemaat GMIM Schwarz Sentrum Langowan yang pada 12 Juni 2019 akan genap berusia 20 tahun itu, dihitung berdasarkan penggunaan kembali gedung gereja dengan menggunakan nama penginjil Johann Gottlieb Schwarz.
Sebagaimana dikatakan kembali Ketua Panitia Semnar dr. Simanjuntak, Minggu (2/6/2019), bawha informasi-informasi bersejarah itu nantinya akan dirangkun serta disusun menjadi sebuah buku yang dapat memberikan pengetahuan tentang seperti apa lika-liku sejarah perkembangan jemaat sejak kedatangan sang penginjil hingga saat ini.
(Frangki Wullur)
.