Minut, BeritaManado.com – Revolusi Mental menjadi salah satu agenda pembangunan nasional dan Prioritas Nasional (PN) pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Program ini adalah bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Kabupaten Minahasa Utara (Minut) menjadi daerah pertama di Indonesia yang mencanangkan diri sebagai Bumi Revolusi Mental pada Juni 2021 lalu.
Gaung Minahasa Utara Bumi Revolusi Mental, kembali menggema pada pelaksanaan Konferensi Nasional FKUB ke-VI se-Indonesia dan Pekan Kerukunan Internasional, Rabu (17/11/2021) siang, di Hotel Sutanraja, Minut.
Pencanangan Minahasa Utara Bumi Revolusi Mental dihadiri Bupati Minut Joune Ganda dan Wakil Bupati Kevin Lotulung serta disaksikan langsung para tokoh nasional, diantaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, dan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Hadir pula Staf Ahli Menteri Bidang Aparatur dan Pelayanan Publik La Ode Ahmad, Sekretaris Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Satya Sananugraha, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Kemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK RI Didiksuhardi, para gubernur se-Indonesia yang hadir secara virtual, Bupati dan Wakil Bupati, Wali Kota dan Wakil Wali Kota se-Indonesia yang hadir secara virtual, Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia Ida Pangelisir Putra Sukahet, Badan Kesbangpol dan Pengurus FKUB se-Indonesia dan tamu undangan lainnya.
Sebagaimana diketahui, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) adalah upaya kolektif bangsa Indonesia, baik penyelenggara negara, dunia usaha, maupun masyarakat, mewujudkan perilaku baru yang berorientasi pada kemajuan melalui internalisasi nilai-nilai strategis instrumental Revolusi Mental meliputi integritas, etos kerja, dan gotong royong.
Sesuai dengan Inpres No. 12 Tahun 2016 Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) menyasar pada gerakan perubahan 5 (lima) corak nasional, yaitu Gerakan Indonesia Melayani (GIM); Gerakan Indonesia Bersih (GIB); Gerakan Indonesia Tertib (GIT); Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa); dan Gerakan Indonesia Bersatu (GIBe).
Bupati Minahasa Utara Joune Ganda didampingi Wakil Bupati Kevin Lotulung merasa bangga dengan terpilihnya Minut sebagai daerah pertama dari pencanangan ini.
Dikatakan Joune Ganda, tujuan pencanangan Minahasa Utara Bumi Revolusi Mental adalah mewujudkan perubahan karakter bangsa ke arah yang lebih positif yaitu mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Ia berterima kasih kepada Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw yang sudah mengusulkan Kabupaten Minut sebagai Kabupaten Bumi Revolusi Mental.
Bupati Joune dalam sambutannya mengatakan, Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 17 Agustus 1956 telah mengaungkan Revolusi mental, dimana revolusi zaman kemerdekaan adalah perang fisik melawan penjajahan demi kemerdekaan.
Kemudian kini di zaman kemendekaan, digaungkan kembali oleh Presiden Joko Widodo lewat Gerakan Revolusi Mental.
Dikatakan Joune, Gerakan Revolusi Mental adalah tantangan membangun jiwa yang merdeka, bertoleran antar umat beragama, mengubah cara pandang, cara pikir, sikap dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal modern sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar, modern dan maju, mampu berkompetisi di segala aspek dengan bangsa-bangsa lain.
Joune Ganda turut menjabarkan nilai-nilai Bumi Revolusi Mental, yang telah dilaksanakan di Minahasa Utara, diantaranya;
- Pemkab Minut bertepatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2021 menetapkan sebagai Bumi Revolusi Mental pertama di Indonesia.
- Pada 25 Juni 2021, berkunjung ke Kementerian PMK, Bupati Joune Ganda telah mempresentasikan 5 elemen penting yang harus dipenuhi jajaran kecamatan sampai desa dalam menghadirkan pemerintahan yang berpihak pada kesejahteraan melalui pemerintahan yang melayani, bersih, tertib, mandiri dan bersatu
- Pelaksanaan sarasehan FKUB secara daring se-Indonesia pada 1 Juni 2021
- Sebagai landasan hukum di Minut, telah dikeluarkan SK Bupati tentang Bumi Revolusi Mental yang telah diterapkan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sampai ke pihak desa dan kelurahan.
- Pelaksanaan lomba kebersihan dan kedisiplinan 17 Agustus sebagai implementasi Bumi Revolusi Mental.
- Penerbitan Surat Edaran (SE) Bupati Minut untuk meningkatkan budaya gotong royong masyarakat di bidang pertanian dan peternakan.
- Pembentukan karakter masyarakat yang bermoral berwawasan budaya masyarakat Minut yaitu mapalus, penuh perhatian dan cinta damai.
- Membentuk gugus tugas Bumi Revolusi Mental di tingkat kecamatan sampai desa dan kelurahan dengan tujuan mengubah etos dan perilaku untuk terciptanya integritas dan dedikasi pelayanan, tertib, mandiri, bertoleransi serta mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
- Membenahi fasilitas kantor dan pelayanan publik di Minut, terbukti dengan dua kali menjadi pilot project pengelolaan pengadaan barang dan jasa dan menjadi pilot project standarisasi layanan secara elektronik pada Juni 2021 dan Oktober 2021 dan mendapatkan tiga sertifikat dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI, penghargaan yang merupakan implementasi dari penanganan revolusi mental.
Selanjutnya, Pemkab Minut melakukan konvergensi penanganan stunting yang diserahkan Gubernur Sulut bulan September 2021 dan mendapat penghargaan BPJS Pusat Oktober 2021.
“Saya mengajak kita semua sebagai masyarakat Minut untuk mendukung Kabupaten Minut sebagai Bumi Revolusi Mental karena ini merupakan nawacita rencana pembangunan jangka panjang Presiden Joko Widodo dalam mensejahterakan masyarakat,” tutup Joune Ganda.
Diketahui, pembangunan Revolusi Mental dilanjutkan melalui Revitalisasi Revolusi Mental yang spesifik menyasar pada enam bidang utama, yaitu pendidikan, tata kelola pemerintahan, sistem sosial, pusat-pusat perubahan, ekonomi kerakyatan, dan pembinaan ideologi Pancasila.
Dukungan atas pelaksanaan Revitalisasi Revolusi Mental ini ditetapkan di dalam RPJMN 2020-2024 sebagai Prioritas Nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan.
(Finda Muhtar)