Sangihe, BeritaManado.com-Perhelatan iven tahunan, Festival Pesona Sangihe (FPS) 2019 tak lama lagi akan segera digelar. Persiapan terus dimantapkan oleh pihak pelaksana.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dibudpar) Jeffry Tilaar SE mengatakan, saat ini pihaknya sementara menunggu perampungan kegiatan yang akan ditampilkan saat pelaksanan ivent tahunan tersebut.
“Terkait FPS 2019, sekarang tinggal menunggu perampungan, karena kegiatan yang akan ditampilkan itu sudah disepakati semua. Ada kurang lebih 20 kegiatan yang akan dilaksanakan,” ujar Tilaar Kepada BeritaManado,com. Kamis (22/8/2019).
Untuk FPS kali ini dia menjelaskan, lebih cenderung kenuansa budaya yang akan ditampilkan, sesuai dengan tagline Pemkab Sangihe yaitu “Kembalikan Sangihe Ku”.
“Maksudnya ini, lebih ke diresis budaya. Seperti saat ini banyak hal yang mulai terkikis. Contohnya, penggunaan bahasa daerah Sangihe, masyarakat Sangihe sudah jarang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi kaum milenial sekarang. Nah, itu harus kita buat terobosan dan juga ada kegiatan lain yang harus kita lestarikan yakni seni budaya Sangihe,” bebernya.
Nantinya, pada pelaksanan FPS kegiataj yang sudah pasti, ada beberapa kegiatan.
“Akan ada pegelaran baik tingkat umum maupun tingkat sekolah, apakah itu masamper, potong tamo, musik bambu, empat water, serta ada penampilan kirab budaya dan pawai pembangunan dan pameran pembangunan,” sebut dia.
Pada pelaksanaan FPS 2019 dia menambahkan, ada yang unik. Tak seperti tahun lalu, untuk pameran pembangunan setiap stand 75 persen diharuskan menggunakan bahan tradisional bambu, dan untuk atapnya yaitu menggunakan khas Sangihe yakni Katuk yang berbahan dari sagu duri.
“Yang menarik pada pameran pembangunan stailnya mengunakan bahan dari bambu, karena selama ini mengunakan stand itu dari tripleks dan seng, nah sekarang tripleks dan seng untuk pembeilanya kan masuk ke pengusaha, kalau dari bambu dan katuk pastinya pembelianya bagi masyarakat petani dan pengrajin katu sendri. Minimal 75 persen harus dari bambu dan katuk,” pungkasnya.
(Christ)