Minut, BeritaManado.com – Gerak Cepat Pemkab Minahasa Utara (Pemkab Minut) dalam menangani musibah bencana banjir bandang di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe, menuai apresiasi Anggota DPRD Minut, Edwin Nelwan.
Edwin Nelwan menilai, bentuk keseriusan Pemkab Minut terlihat ketika tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Utara tiba di lokasi bencana, sesaat banjir bandang terjadi, Sabtu (18/3/2023).
Tak berapa lama kemudian, Bupati Minut Joune Ganda juga ikut turun ke lokasi dan membawa sejumlah bantuan, baik makanan siap saji, bahan pokok, serta bantuan medis.
“Sebagai bagian dari masyarakat Desa Klabat, saya memberikan apresiasi luar biasa kepada bupati dan jajaran yang begitu peduli terhadap bencana yang terjadi di Desa Klabat. Dinas terkait langsung hadir, pemerintah kecamatan dan desa bergerak. Bupati turun langsung ke lokasi melihat kondisi masyarakat. Juga pemerintah provinsi. Itulah fungsi pemerintah, harus hadir di saat masyarakat membutuhkan,” ujar Edwin Nelwan, ketika dihubungi BeritaManado.com, Sabtu malam.
Ketua Golkar Minut sekaligus Ketua Fraksi Golkar di DPRD Minut ini menambahkan, banjir bandang di Desa Klabat merupakan peristiwa yang sangat mengagetkan masyarakat setempat.
Sedikitnya, 9 kepala keluarga di jaga VI Desa Klabat, menjadi korban dan nyaris kehilangan rumah.
Menurut Edwin, musibah ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk bersahabat dengan alam, dan berhenti dari perilaku yang merusak alam.
Ia berharap, Pemkab Minut bisa melakukan tindakan solutif sehingga bencana yang sama tidak berulang, dan menjadi ancaman bagi banyak masyarakat yang tinggal di bawah kaki Gunung Klabat.
“Penyebab utama dari banjir bandang itu harus ditindaklanjuti. Mungkin akan bersama-sama Dinas Kehutanan Sulut untuk meninjau kembali keberadaan di Gunung Klabat. Karena gunung ini pernah mengalami kebakaran hebat pada tahun 2015, belum lagi dengan pembalakan liar dan galian di kaki gunung, ini membuat tanah tidak mampu menyerap air,” tambah Edwin.
Sistem irigasi dari gunung ke arah pemukiman warga juga dinilai perlu diperhatikan termasuk reboisasi atau penanam pohon secara masif di Gunung Klabat.
“Reboisasi hutan Gunung Klabat sangat urgent. Tidak boleh ditunda. Tindakan reboisasi adalah sebuah hal yang harus, tidak boleh ditawar lagi untuk dilakukan pemprov dan kabupaten kota. Karena pohon ini berfungsi menyerap air. Seyogianya juga pemerintah dalam menghadapi bencana, bukan saja memperhatikan korban, juga menyelesaikan penyebab terjadi musibah tersebut sehingga tidak terjadi lagi kedepannya,” tutup Edwin Nelwan.
(Finda Muhtar)