Manado – Dugaan kasus mall praktik yang terjadi di RSUP Kandou saat ini telah masuk tahap pemeriksaan dan penyelidikan oleh komite etik dan disiplin. Pihak rumah-sakit dalam waktu dekat segera mengeluarkan hasil persidangan terhadap oknum dokter bernama Teguh Metaputra yang telah melakukan kesalahan operasi.
Informasi penyelidikan dugaan kasus mall praktik diterima beritamanado dari Agus Karim, orang tua Sari Karim, pasien korban dugaan mall praktik. “Sekarang saya sedang berada di RSUP Kandou. Dokter yang melakukan kesalahan operasi masih akan dipanggil kemudian menjalani persidangan oleh komite etik rumah sakit,” ujar Agus Karim, Rabu (5/12) pukul 12.10 WITA.
Diceritakan Agus Karim, ayah pasien, operasi mata kiri Sari Karim dilakukan pada Jumat, 31 Agustus 2012 dinihari antara pukul 2 hingga pukul 6 pagi. Sebelumnya pasien korban mengalami musibah mata kirinya terkena pecahan batu beberapa jam sebelumnya. Oleh keluarga, saat itu korban langsung dilarikan ke RSUP Kandou.
“Menurut dokter Teguh Metaputra (koreksi pada pemberitaan sebelumnya ditulis nama dokter Teguh Susilo, red) yang menangani operasi anak saya, dia mengatakan hasil foto komputer pecahan keramik sudah masuk ke dalam mata kiri anak saya, bahkan sudah berada di bagian belakang mata. Menurut dokter, anak saya harus dioperasi malam itu juga. Tentu sebagai orang tua yang sedang panik yang menginginkan keselamatan anak saya, maka saya langsung menandatangani ijin operasi,” kembali ujar Agus Karim.
Sangat memiriskan ketika dilakukan pemeriksaan CityScan satu minggu kemudian, ternyata tidak ditemukan pecahan keramik di dalam mata pasien korban. Sementara kondisi mata sebelah kiri pasien dipastikan sudah mengalami kebutaan akibat operasi diluar prosedur.
“Ternyata pecahan keramik itu tidak ada, karena seingat saya saat akan dilakukan operasi mereka tidak melakukan koordinasi dengan dokter spesialis mata,” tambah Agus yang sebelumnya sudah menunjukan hasil cityscan kepada wartawan.
Akibat kondisi pasien korban yang semakin kritis, akhirnya pihak RSUP Kandou memberikan rujukan untuk dilakukan operasi lanjutan di Rumah-Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. “Karena kurang peralatan, akhirnya operasi lanjutan di rumah-sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jika tidak dilakukan operasi disana, akibatnya kedua mata anak saya akan mengalami kebutaan bahkan bisa mempengaruhi otak. Tapi yang pasti mata kiri anak saya ini sudah buta,” tukas Agus yang saat itu didampingi Sari Karim, korban mall praktik. (Jerry)
Manado – Dugaan kasus mall praktik yang terjadi di RSUP Kandou saat ini telah masuk tahap pemeriksaan dan penyelidikan oleh komite etik dan disiplin. Pihak rumah-sakit dalam waktu dekat segera mengeluarkan hasil persidangan terhadap oknum dokter bernama Teguh Metaputra yang telah melakukan kesalahan operasi.
Informasi penyelidikan dugaan kasus mall praktik diterima beritamanado dari Agus Karim, orang tua Sari Karim, pasien korban dugaan mall praktik. “Sekarang saya sedang berada di RSUP Kandou. Dokter yang melakukan kesalahan operasi masih akan dipanggil kemudian menjalani persidangan oleh komite etik rumah sakit,” ujar Agus Karim, Rabu (5/12) pukul 12.10 WITA.
Diceritakan Agus Karim, ayah pasien, operasi mata kiri Sari Karim dilakukan pada Jumat, 31 Agustus 2012 dinihari antara pukul 2 hingga pukul 6 pagi. Sebelumnya pasien korban mengalami musibah mata kirinya terkena pecahan batu beberapa jam sebelumnya. Oleh keluarga, saat itu korban langsung dilarikan ke RSUP Kandou.
“Menurut dokter Teguh Metaputra (koreksi pada pemberitaan sebelumnya ditulis nama dokter Teguh Susilo, red) yang menangani operasi anak saya, dia mengatakan hasil foto komputer pecahan keramik sudah masuk ke dalam mata kiri anak saya, bahkan sudah berada di bagian belakang mata. Menurut dokter, anak saya harus dioperasi malam itu juga. Tentu sebagai orang tua yang sedang panik yang menginginkan keselamatan anak saya, maka saya langsung menandatangani ijin operasi,” kembali ujar Agus Karim.
Sangat memiriskan ketika dilakukan pemeriksaan CityScan satu minggu kemudian, ternyata tidak ditemukan pecahan keramik di dalam mata pasien korban. Sementara kondisi mata sebelah kiri pasien dipastikan sudah mengalami kebutaan akibat operasi diluar prosedur.
“Ternyata pecahan keramik itu tidak ada, karena seingat saya saat akan dilakukan operasi mereka tidak melakukan koordinasi dengan dokter spesialis mata,” tambah Agus yang sebelumnya sudah menunjukan hasil cityscan kepada wartawan.
Akibat kondisi pasien korban yang semakin kritis, akhirnya pihak RSUP Kandou memberikan rujukan untuk dilakukan operasi lanjutan di Rumah-Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. “Karena kurang peralatan, akhirnya operasi lanjutan di rumah-sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jika tidak dilakukan operasi disana, akibatnya kedua mata anak saya akan mengalami kebutaan bahkan bisa mempengaruhi otak. Tapi yang pasti mata kiri anak saya ini sudah buta,” tukas Agus yang saat itu didampingi Sari Karim, korban mall praktik. (Jerry)