Dubes Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi saat tiba di Biara Karmel Kakaskasen (Foto BeritaManado.com)
Tomohon – Setibanya di Biara Karmel Kaskasen, Duta Besar Vatikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi langsung diarak menuju Seminari Menengah Xaverius Kaskasen. Setelah beristirahat sejenak, Mgr Antonio bersama Uskup Manado Mgr. Joseph Theodorus Mors MSC menuju Kapel Seminari untuk melaksanakan Misa. Mgr. Antonio sendiri memimpin Misa dalam Bahasa Indonesia.
Dalam khotbahnya, Mgr. Antonio menekankan secara khusus bagi para seminaris sebagai calon imam untuk meneladani Yesus dalam rangka mencapai kesempurnaan. Selain itu para imam juga harus selaraskan hidup pribadi dengan misteri kehidupan Yesus, sebagaimana dilakukan para orang kudus dan tokoh gereja lainnya.
Duta Besar Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi (tengah) foto bersama (Foto BeritaManado.com)
“Imamat Kristus harus menjadi acuan hidup setiap hari khusus bagi para calon imam saat hendak ditahbiskan menjadi imam. Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kehidupan sehari-hari dalam berbagai hal sudah menghayati arti kesetiaan dan totalitas pemberian diri untuk pekerjaan Tuhan. Jangan sampai masuk lingkungan seminari hanya untuk mencari gelar pendidikan atau yang lainnya,” ungkap Mgr. Antonio.
Calon imam selama menempuh pendidikan harus betul-betul menjadi seperti murid Kristus yang senantiasa ingin mendengarkan dan belajar untuk mengetahui berbagai hal. Satu hal yang diingatkan Dubes Vatikan, agar tidak mengabaikan teladan hidup Bunda Maria. Dengan demikin kehidupan manusia makin hari makin menyerupai Kristus. (frangkiwullur)
Dubes Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi saat tiba di Biara Karmel Kakaskasen (Foto BeritaManado.com)
Tomohon – Setibanya di Biara Karmel Kaskasen, Duta Besar Vatikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi langsung diarak menuju Seminari Menengah Xaverius Kaskasen. Setelah beristirahat sejenak, Mgr Antonio bersama Uskup Manado Mgr. Joseph Theodorus Mors MSC menuju Kapel Seminari untuk melaksanakan Misa. Mgr. Antonio sendiri memimpin Misa dalam Bahasa Indonesia.
Dalam khotbahnya, Mgr. Antonio menekankan secara khusus bagi para seminaris sebagai calon imam untuk meneladani Yesus dalam rangka mencapai kesempurnaan. Selain itu para imam juga harus selaraskan hidup pribadi dengan misteri kehidupan Yesus, sebagaimana dilakukan para orang kudus dan tokoh gereja lainnya.
Duta Besar Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi (tengah) foto bersama (Foto BeritaManado.com)
“Imamat Kristus harus menjadi acuan hidup setiap hari khusus bagi para calon imam saat hendak ditahbiskan menjadi imam. Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kehidupan sehari-hari dalam berbagai hal sudah menghayati arti kesetiaan dan totalitas pemberian diri untuk pekerjaan Tuhan. Jangan sampai masuk lingkungan seminari hanya untuk mencari gelar pendidikan atau yang lainnya,” ungkap Mgr. Antonio.
Calon imam selama menempuh pendidikan harus betul-betul menjadi seperti murid Kristus yang senantiasa ingin mendengarkan dan belajar untuk mengetahui berbagai hal. Satu hal yang diingatkan Dubes Vatikan, agar tidak mengabaikan teladan hidup Bunda Maria. Dengan demikin kehidupan manusia makin hari makin menyerupai Kristus. (frangkiwullur)