Manado – Sabtu (29/6/2019) pagi, obrolan Taufik Tumbelaka bersama beberapa masyarakat di salah-satu rumah kopi di Kota Manado membicarakan Pilpres pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Obrolan yang mengarah pada kehidupan sosial dan politik tersirat keprihatinan pada perjalanan kontestasi politik Pilpres 2019.
“Pilpres kali ini terasa sangat melelahkan, menguras pikiran, energi dan emosi banyak pihak terlebih khusus masyarakat,” jelas Taufik Tumbelaka kepada BeritaManado.com usai diskusi.
Menurut Direktur Executive Tumbelaka Academic Center (TAC) ini, pengaruh dimainkannya manajemen issue tanpa etika politik oleh oknum-oknum elit dalam rangka mengciptakan public hearing bermuara pada public opinion berdampak bergetarnya bangunan kehidupan bernegara.
“Sendi-sendi kehidupan sosial kemasyarakatan-pun terasa terganggu, ketersinggungan karena salah paham kerap terlihat dalam berbagai kehidupan interaksi masyarakat,” jelas Tumbelaka.
Lanjut Taufik Tumbelaka, perlu jeda sejenak untuk meresapi perjalanan Pilpres kali ini. Korban berjatuhan sangat banyak, ratusan jiwa telah berpisah dengan keluargannya, bahkan yang sangat mengganggu adalah berkurangnya kehangatan sosial khas Indonesia.
“Terasa teramat sangat retaknya persaudaraan, kekerabatan dan keakraban. Seakan hilang harmoni ke-Indonesia-an kita,” tandas Tumbelaka.
Dia berharap, semoga dalam waktu dekat dua figur utama bertemu, memberi signal, berjabat tangan, berpelukan, duduk bersama ditemani segelas kopi panas guna menghangatkan persaudaraan Indonesia yang dirasa sudah mulai mendingin.
“Jika itu terjadi diyakini standing ovation diberikan rakyat Indonesia. Kita sudah sepakat bahwa Indonesia harus damai,” pungkas Tumbelaka.
(JerryPalohoon)