Sangihe, BeritaManado.com – Mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Kepulauan Sangihe banyak cara bagi Pemerintah.
Buktinya, ditahun pertama program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Sangihe melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sudah beberapa kali mengutus lulusan-lulusan mengikuti magang di Balai Latihan Kerja (BLK) di pusat.
Program kali ini Pemkab Sangihe adalah, mempersiapkan lulusan SMA/SMK, untuk mengikuti magang yang akan dilaksanakan di Negeri Sakuran Jepang.
Kepala Disnaker Sangihe Dokta Pangandaheng menyatakan, jadi kebijakan Pemkab terhadap anak-anak lulusan SMA/SMK, mereka didorong untuk masuk dalam sektor pekerjaan yang informal. Karena, disadari bersama lapangan pekerjaan formal untuk lulusan SMA/SMK itu tidak terserat, dikarenakan penerimaan CPNS difokuskan pada lusan sarjana.
“Sehingga strategi Pemkab Sangihe dalam mengurangi angka pengangguran. Kami mendistribusikan angkatan kerja ini pada pekerjanaan informal dan non formal. Yaitu adalah prgram pekerjaan magang kepada lulusan di Jepang,” ujar Pangandaheng kepada BeritaManado.com, Jumat (4/10/2019)
Namun untuk proses para lulusan ini diberangkatkan ke Jepang kata Pangandaheng, ada langkah-langkah yang dilakukan Pemkab Sangihe. Yaitu dengan melakukan pengayaan atau latihan kepada mereka agar pada saat berangkat mereka sudah siap.
“Sebelum diberangkatkan para lulusan yang akan mengikuti magang di Jepang Pemkab terlebih dahulu melalukan pengayaan dari tanggal 24-26 November 2019, latihan bagaimana mereka memasuki seleksi tingkat Nasional di Manado. Setelah lulus tanggal 1 Desember 2019, lulusan ini akan diberangkatkan ke Lembang untuk mengikuti pendidikan lanjutan baik dari segi bahasa maupun pendidikan teknis lainya. Setelah itu tanggal 3 Januari 2020 baru mereka diberangkatkan ke Jepang,” bebernya.
Dia menjelaskan, magang di Jepang ini kontraknya untuk tiga tahun pertama. Kalau dia bagus maka akan diperpanjang dua tahun sehingga menjadi lima tahun.
“Setelah selesai magang, mereka tidak boleh bekerja di Jepang sekalipun ada tawaran dari perusahaan di Jepang. Nantinya mereka harus dikembalikan ke Indonesia terlebih dahulu karena program ini antar pemerintah, setelah itu mereka akan mendapatkan sertifikat,”
Alangkah baiknya dia menambahkan, seteleh dikembalikan ke Indonesia jangan dulu kembali ke daerah asal, menetap di Kota besar cari perusahaan yang berbendera Jepang.
“Dan dipastikan mereka sudah tidak mengikuti tes lagi, terus untuk kedudukan bukan lagi pekerja langsung menjadi manajemen,” ungkap Pangandaheng sembari menambahkan untuk persyaratanya berbadan sehat, tidak bertindik di telinga, tidak ada tatto dan berbadan sehat.
(Christ)