Kombi, BeritaManado.com — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Minahasa yang dipimpin Kepala Dinas Drs Dolfie Kuron MBA, Jumat (3/2/2023) kemarin menemukan ‘harta karun’ si Desa Kinaleosan Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa.
Harta karun tersebut bukanlah bongkahan emas atau sejenis logam mulia lainnya, namun keindahan alam ciptaan Tuhan yang terpancar melalui objek wisata alam Air Terjun Tunan yang berlokasi di hutan Desa Kinaleosan.
Pengalaman tidak disangka pun dirasakan oleh sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana untuk menuju lokasi Air Terjun Tenan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Butuh perjuangan yang menguras fisik untuk bisa mencapainya lebih dari satu jam perjalanan dari kawasan permukiman penduduk.
Melisa Rondonuwu, salah satu ASN Disbudpar Minahasa yang merasakan terjalnya tanjakan dan bukit mengaku sepanjang perjalanan rombongan nyaris menyerah.
“Meski demikian, dengan semangat kebersamaan dan rasa penasaran ingin melihat Air Terjun Tenan Kinaleosan, akhirnya sampai juga. Sungguh tidak disangka, kami menemukan harta karun keindahan alam ciptaan Tuhan yang sanggup membayar rasa letih dan haus selama perjalanan,” ungkap Melisa.
Pada bagian lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa Drs Dolfie Kuron MBA mengatakan bahwa sejak dirinya mendapat kepercayaan memimpin institusi yang membidangi kebudayaan dan pariwisata itu, terlintas di pikiran akan sebuah tantangan besar.
“Memajukan sektor pariwisata Minahasa bagi saya adalah sebuah tantangan yang tidak bisa dikerjakan seorang diri. Kami butuh keterlibatan jajaran serta dukungan dari masyarakat Minahasa, terutama di wilayah yang memiliki objek wisata,” tandasnya.
Ditambahkannya, bahwa sektor pariwisata Minahasa yang memiliki banyak potensi bernilai jual tinggi harus mendapat perhatian semua pihak.
“Pemkab Minahasa akan melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Namun pada konteks yang sama, warga masyarakat juga harus menjalankan perannya, seperti menjaga kelestarian dan keseimbangan alam,” harapnya.
(Frangki Wullur)
Kombi, BeritaManado.com — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Minahasa yang dipimpin Kepala Dinas Drs Dolfie Kuron MBA, Jumat (3/2/2023) kemarin menemukan ‘harta karun’ si Desa Kinaleosan Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa.
Harta karun tersebut bukanlah bongkahan emas atau sejenis logam mulia lainnya, namun keindahan alam ciptaan Tuhan yang terpancar melalui objek wisata alam Air Terjun Tunan yang berlokasi di hutan Desa Kinaleosan.
Pengalaman tidak disangka pun dirasakan oleh sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana untuk menuju lokasi Air Terjun Tenan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Butuh perjuangan yang menguras fisik untuk bisa mencapainya lebih dari satu jam perjalanan dari kawasan permukiman penduduk.
Melisa Rondonuwu, salah satu ASN Disbudpar Minahasa yang merasakan terjalnya tanjakan dan bukit mengaku sepanjang perjalanan rombongan nyaris menyerah.
“Meski demikian, dengan semangat kebersamaan dan rasa penasaran ingin melihat Air Terjun Tenan Kinaleosan, akhirnya sampai juga. Sungguh tidak disangka, kami menemukan harta karun keindahan alam ciptaan Tuhan yang sanggup membayar rasa letih dan haus selama perjalanan,” ungkap Melisa.
Pada bagian lain, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Minahasa Drs Dolfie Kuron MBA mengatakan bahwa sejak dirinya mendapat kepercayaan memimpin institusi yang membidangi kebudayaan dan pariwisata itu, terlintas di pikiran akan sebuah tantangan besar.
“Memajukan sektor pariwisata Minahasa bagi saya adalah sebuah tantangan yang tidak bisa dikerjakan seorang diri. Kami butuh keterlibatan jajaran serta dukungan dari masyarakat Minahasa, terutama di wilayah yang memiliki objek wisata,” tandasnya.
Ditambahkannya, bahwa sektor pariwisata Minahasa yang memiliki banyak potensi bernilai jual tinggi harus mendapat perhatian semua pihak.
“Pemkab Minahasa akan melakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Namun pada konteks yang sama, warga masyarakat juga harus menjalankan perannya, seperti menjaga kelestarian dan keseimbangan alam,” harapnya.
(Frangki Wullur)