Likupang, BeritaManado.com – Kelompok Pecinta Alam (KPA) Likupang mendirikan Bank Sampah di Desa Sarawet, Jaga 1, Kecamatan Likupang Timur.
Hal ini mendapat apresiasi Camat Likupang Timur Delby Wahiu, yang juga merupakan pembina organisasi ini.
“Bersyukur jika anak-anak KPA Likupang sebagai generasi penerus di Likupang Raya mau bergerak membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan sampah lewat program Bank Sampah. Ini adalah langkah awal dan semoga bisa terus eksis karena memang masalah sampah ini adalah masalah bersama yang harus diatasi bersama-sama melibatkan peran serta semua pihak terutama kepedulian dan kesadaran masyarakat,” ujar Wahiu, Rabu (10/3/2021).
Terpisah, Ketua Harian Komunitas Likupang Raya (KLiR) Jelly Maramis menyatakan harapannya supaya Bank Sampah ini bisa eksis dan memberi dampak dalam mengatasi sampah plastik yang semakin merajalela di wilayah Likupang Raya yaitu hampir di setiap ujung desa atau jalan penghubung ataupun di belakang kampung.
“Likupang sudah ditetapkan menjadi wilayah KEK. Tentunya masyarakat dan lingkungannya harus mampu menjaga kebersihan lingkungan. Mana ada turis yang mau berlama-lama di tempat wisata yang banyak sampah berserakan di sekitarnya? Harapan kami juga akan ada TPA khusus wilayah Likupang yang lengkap dengan sistem daur ulang dan dikelola secara profesional,” ungkap Maramis.
Sementara itu, Ketua Pendiri KPA Likupang Yudith Rondonuwu menambahkan, Bank Sampah merupakan kerinduan dari KPA Likupang sebagai bentuk tindakan nyata untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan masalah sampah.
“Fokus kami untuk bertindak nyata mengurangi sampah plastik. Walaupun mungkin tidak banyak ataupun jatuh bangun dalam niat baik ini tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin. Salam Lestari,” ungkap Rondonuwu sebagaimana postingannya di media sosial Grup Facebook Komunitas Likupang Raya.
Mereka pun mendapat pendampingan dari aktivis lingkungan Marlon Kamagi Direktur Bank Sampah Simfoni di Watutumou yang sudah lebih dulu eksis.
Sejumlah Perangkat Desa Sarawet juga hadir saat soft opening Bank Sampah di Sekretariat Sementara KPA Likupang yang kebetulan berlokasi di Desa Sarawet.
Dijelaskan Rondonuwu KPA Likupang adalah organisasi yang belum lama terbentuk dan semua kegiatannya terkait dengan alam termasuk lingkungan dan pariwisata.
“Saya berharap anak-anak KPA bisa lebih menghargai lingkungan sekitar mereka dari hal-hal kecil yaitu buang sampah pada tempatnya. Jadi bukan hanya naik gunung, jalan-jalan atau nongkrong tetapi menjadikan diri lebih berguna bagi daerah mulai dari hal-hal kecil. Hal ini tidak mudah karena terkait mengubah gaya hidup tapi kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi?” kata perempuan yang lahir di Puskesmas Likupang ini 35 tahun silam.
Dijelaskannya juga bahwa dalam langkah awal ini Bank Sampah ‘Friendship’ KPA Likupang ini berfokus pada beberapa item antara lain botol atau gelas plastik bekas air mineral, soda dan sejenisnya.
“Sampah jenis ini paling dominan jadi kami fokus di item ini dulu, supaya bisa jalan dan walaupun tidak banyak tapi kami optimis bisa mengurangi sampah plastik khususnya di daerah Likupang Raya 3 di kecamatan,” ungkap Rondonuwu yang juga alumnus FISIP Unsrat Manado ini.
Adapun harga beli antara lain; botol plastik bekas air mineral Rp1000 per kilogram (Kg), botol tutup air mineral Rp2000 per Kg, gelas plastik bekas air mineral Rp2000 per Kg.
Jika dalam jumlah banyak yaitu 10 Kg ke atas maka sampah tersebut bisa dijemput ke rumah pelanggan khusus area Likupang Raya yaitu Kecamatan Likupang Timur, Likupang Barat dan Likupang Selatan.
(***/Finda Muhtar)