MITRA, BeritaManado.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) seakan tak pernah lepas dari praktek Pungli atau pungutan liar.
Mirisnya, biang kerok dan otak aksi Pungli ini tak lain adalah para pemangku jabatan baik yang ada dilingkungan sekolah maupun setingkat diatasnya.
Jika beberapa waktu lalu daerah yang dipimpin bupati James Sumendap SH ini dihebohkan dengan praktek Pungli disalah satu SMA, kali ini aksi serupa kembali terjadi dilingkungan Sekolah Dasar (SD) di wilayah Ratatotok, tepatnya Desa Basaan.
Sumber resmi media ini menyebutkan, beberapa hari yang lalu dirinya mendapat telpon dari sejumlah orang tua murid (Ortu) siswa SD di Basaan.
“Penuturan mereka katanya pihak sekolah melakukan penagihan uang Rp 5 ribu rupiah per siswa. Menurut pihak sekolah, penagihan tersebut atas perintah Kadispora Mitra. Jadi mereka tidak tau untuk apa uang yang ditagih itu,” ungkap sumber.
Sejumlah orang tua murid sendiri ketika dikonfirmasi media ini tak menapik adanya pungutan Rp 5 ribu rupiah yang dilakukan pihak sekolah.
“Benar, saya sendiri sudah menyetorkan untuk anak saya. Tapi tidak tau dana itu untuk apa. Pastinya menurut pihak sekolah mereka hanya diperintahkan oleh pak Kadispora,” kata orang tua murid yang meminta namanya tidak ditulis.
Kepala Sekolah (Kepsek) SD Inpres Basaan Reflin Suoth, membantah tudingan yang menyebutkan pihaknya melakukan Pungli.
“Itu tidak benar. Kami tidak pernah melakukan pungutan dalam bentuk apapun kepada siswa. Dana BOS sudah lebih dari cukup, untuk apa melakukan Pungli,” tegas Suoth saat dihubungi BeritaManado.com.
Senada dengan Suoth, Kadispora Mitra Drs Jani Rolos juga membantah keras tuduhan dirinya memerintahkan pihak sekolah melakukan Pungli.
“Itu tidak benar, ini informasi sesat. Saya tidak pernah memerintahkan pihak sekolah melakukan pungutan. Akan saya panggil kepala sekolah yang bersangkutan, jika terbukti kita sanksi. Kalo perlu dipecat,” ujar Rolos. (ruland sandag)
MITRA, BeritaManado.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) seakan tak pernah lepas dari praktek Pungli atau pungutan liar.
Mirisnya, biang kerok dan otak aksi Pungli ini tak lain adalah para pemangku jabatan baik yang ada dilingkungan sekolah maupun setingkat diatasnya.
Jika beberapa waktu lalu daerah yang dipimpin bupati James Sumendap SH ini dihebohkan dengan praktek Pungli disalah satu SMA, kali ini aksi serupa kembali terjadi dilingkungan Sekolah Dasar (SD) di wilayah Ratatotok, tepatnya Desa Basaan.
Sumber resmi media ini menyebutkan, beberapa hari yang lalu dirinya mendapat telpon dari sejumlah orang tua murid (Ortu) siswa SD di Basaan.
“Penuturan mereka katanya pihak sekolah melakukan penagihan uang Rp 5 ribu rupiah per siswa. Menurut pihak sekolah, penagihan tersebut atas perintah Kadispora Mitra. Jadi mereka tidak tau untuk apa uang yang ditagih itu,” ungkap sumber.
Sejumlah orang tua murid sendiri ketika dikonfirmasi media ini tak menapik adanya pungutan Rp 5 ribu rupiah yang dilakukan pihak sekolah.
“Benar, saya sendiri sudah menyetorkan untuk anak saya. Tapi tidak tau dana itu untuk apa. Pastinya menurut pihak sekolah mereka hanya diperintahkan oleh pak Kadispora,” kata orang tua murid yang meminta namanya tidak ditulis.
Kepala Sekolah (Kepsek) SD Inpres Basaan Reflin Suoth, membantah tudingan yang menyebutkan pihaknya melakukan Pungli.
“Itu tidak benar. Kami tidak pernah melakukan pungutan dalam bentuk apapun kepada siswa. Dana BOS sudah lebih dari cukup, untuk apa melakukan Pungli,” tegas Suoth saat dihubungi BeritaManado.com.
Senada dengan Suoth, Kadispora Mitra Drs Jani Rolos juga membantah keras tuduhan dirinya memerintahkan pihak sekolah melakukan Pungli.
“Itu tidak benar, ini informasi sesat. Saya tidak pernah memerintahkan pihak sekolah melakukan pungutan. Akan saya panggil kepala sekolah yang bersangkutan, jika terbukti kita sanksi. Kalo perlu dipecat,” ujar Rolos. (ruland sandag)