Manado, BeritaManado.com – Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya berhadapan langsung dengan kasus pasien positif virus corona (COVID-19), Sabtu (14/3/2020).
Menghadapi kasus perdana ini, sejak Sabtu pagi, sudah beredar pesan melalui media sosial seperti WhatsApp (WA) dan Facebook (Fb) yang menyebutkan 1 pasien positif corona telah meninggal dunia.
Informasi belum akurat itu pun menyebar sangat liar, diikuti video-video evakuasi pasien oleh petugas berbaju kesehatan hazmat (hazardous material), yakni baju khusus untuk melawan penyakit corona, yang menambah kepanikan di masyarakat.
Ada juga kabar bahwa pasien corona yang meninggal di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Prof Kandou Manado, hasil rujukan RS Pancaran Kasih Manado, sehingga menimbulkan kepanikan di dua rumah sakit tersebut, baik pasien, tenaga medis serta warga yang berada di seputaran wilayah rumah sakit.
Sampai Sabtu siang, pihak pemerintah daerah masih ‘gagap’ data, belum menyebutkan kebenaran kondisi ini, membuat berita belum terverifikasi kebenarannya kian cepat dipercaya.
15.00 WITA
Keterangan resmi pertama disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Prof Kandou dr Hanry Takasenseran.
Terkait Covid-19, dr Hanry menegaskan belum ada yang positif.
“Sampai saat ini belum ada yang positif. Memang benar saat ini ada yang dirawat di ruang isolasi RSUP Kandou, tapi sampai sekarang masih menunggu hasil dari balitbangkes Kemenkes RI,” ujar dr Hanry sekitar pukul 15.00 WITA.
Hanry juga meminta masyarakat jangat cepat terpancing dengan isu-isu yang beredar yang belum tahu pasti kebenarannya.
15.30 WITA
Sekitar pukul 15.30 WITA, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey memberi pernyataan resmi terkait COVID-19.
Bukan menyatakan apakah benar atau tidak terkait pasien positif corona, melainkan Gubernur Olly menghimbau agar masyarakat tetap tenang serta menegaskan bahwa pemerintah akan selalu ada dan bersama-sama dengan masyarakat menghadai pendemi corona.
Gubernur Olly meminta segenap stakeholder, baik tokoh agama, tokoh masyarakat dan segenap elemen masyarakat untuk bersatu hati berdoa, memohon dan meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga dan melindungi warga Sulut dan Indonesia terhindar dari pandemi virus corona.
Lebih lanjut, Gubernur menyerukan kepada seluruh masyarakat Sulut tidak panik dan tetap tenang dengan berbagai pemberitaan saat ini namun tetap waspada dengan situasi ini juga menyarankan agar masyarakat juga mulai menghindari keramaian yang berpotensi menyebabkan terkena virus tersebut.
“Keramaian atau kegiatan yang tidak perlu supaya dikurangi dulu sembari menjaga pola hidup sehat di rumah dan lingkungan sekitar,” tambahnya.
15.40 WITA
Muncul keterangan hasil tangkap layar pemilik akun Facebook (Fb) Mesye Pamikirang Sikendo yang mengaku sebagai istri dari lelaki yang videonya tersebar di media sosial.
Menurut Mesye, suaminya tidak memiliki gejala corona melainkan penyakit asma.
17.00 WITA
Juru bicara pemerintah untuk virus corona Achmad Yurianto pukul 17.00 WITA, mengatakan, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 96 orang.
Jumlah ini bertambah menjadi 27 orang dari hari sebelumnya yaitu 69 kasus, dan Kota Manado masuk dalam salah satu daerah penyebaran virus corona.
18.00 WITA
Kebenaran kasus pasien positif corona akhirnya diungkap Dirut RSUP Prof Kandou Dr dr Jimmy Panelewen SpB-KBD.
Kepada BeritaManado.com, Jimmy Panelewen membenarkan, telah ada kepastian status medis satu pasien di RSUP Prof Kandou, yaitu positif.
“Ya. Satu pasien positif corona. Tapi masyarakat harus tetap tenang, jangan panik dan selalu waspada,” kata Jimmy Panelewen.
Jimmy Panelewen juga menambahkan, terkait pasien yang positif virus corona saat ini sedang ditangani oleh pihak rumah sakit.
“Petugas kami sedang menangani pasien sesuai protap. Pasiennya saat ini masih baik,” ujarnya.
Dari keterangan, pasien berumur 51 tahun ini belum lama pulang umroh kemudian pada 9 Maret 2020 dirawat di RSUP Prof Kandou dengan keluhan sakit sesak nafas.
Diketahui selain positif corona, pasien berkelamin pria ini juga mengidap beberapa penyakit di antaranya gula dan ginjal.
TERBUKA SOAL DATA
Ketua GMBI Wilter Sulut, melalui Dantim 7 GMBI Sulut Jefran Herodes De Young meminta Pemerintah Sulawesi Utara jangan menutup-nutupi informasi mengenai virus corona di Sulut.
“Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menegaskan sebagaimana dalam Pasal 28 F UUD tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Membuka data perlu dilakukan agar Sulawesi Utara waspada dan mengambil langkah-langkah konkrit untuk pencegahan virus corona agar tidak tersebar secara masif di daerah yang kita cinta bersama ini,” kata De Young.
Sekretaris Wilayah GMBI Wilter Sulut Dave Lolowang menambahkan, GMBI telah menyampaikan aspirasi-aspirasi GMBI ke pemerintah melalui DPRD Sulut, dimana GMBI mendesak pemerintah untuk menutup penerbangan Manado-Cina, menetapkan status darurat di Sulut bila ada yang terpapar virus corona, medikal check up seluruh Tenaga Kerja Asing (TKA) dan turis di Sulut.
“Pemprov Sulawesi Utara jangan gengsi untuk meniru langkah-langkah yang baik dan tepat dari provinsi lain bahkan negara lain dalam penganganan untuk menjinakan virus corona. Israel dan Palestina saja bergandengan tangan untuk bersama-sama melawan virus corona,” tutup Dave.
Tokoh Masyarakat Minahasa Utara Lucky Longdong berharap, dalam penanganan COVID-19, agar pemerintah di daerah dapat menyiapkan juru bicara dari Dinas Kesehatan (Dinkes) baik kepala dinas maupun kepala bagian.
“Harus ada jubir Pemprov dari Dinkes Sulut, paralel dengan jubir nasional di atas, sekelas Dirjen, jadi di daerah harus sekelas Kadis atau paling tidak Kabid terkait. Jangan biarkan info COVID-19 di Sulut jadi liar,” ujar Longdong.
Hal serupa disampaikan Taufik Tumbelaka, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Sosial dan Politik Tumbelaka Academic Centre.
“Dibutuhkan perkuat kehumasan negara untuk Sulut, kehumasan pemerintah provinsi, agar masyarakat tenang dan salah satunya tidak panic buying seperti yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Yang terpenting adalah kecepatan dan keakuratan informasi dari Pemprop Sulut supaya masyarakat bisa paham dan tidak serta merta mengadopsi info-info medsos,” pesan Taufik.
Kepala Bidang Komunikasi, Informasi Publik, Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Daerah, Ivonne Kawatu menjelaskan, pihaknya sudah sesuai prosedur tetap penanganan COVID-19.
Disampaikan Kawatu, informasi perkembangan kasus corona di Indonesia akan disampaikan secara resmi oleh pihak pemerintah pusat lewat Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.
“Penyampaian warga terjangkit virus ini dilakukan satu pintu, yakni pemerintah pusat. Prosedurnya demikian, tidak boleh mendahului protokol yang ditunjuk oleh kementerian kesehatan,” jelas Kawatu.
Kawatu meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak langsung menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.
“Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali. Tidak semua orang punya kapasitas untuk menyampaikan terkait COVID-19. Itu sudah aturannya,” tegasnya.
PENGUATAN ANGGARAN
Langkah cepat diambil Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut) dalam menangani virus corona atau COVID-19.
Beberapa jam setelah dipastikan ada pasien positif, Gubernur Olly Dondokambey langsung menggelar rapat untuk menetapkan langkah strategis menghadapi virus corona.
Di antaranya persiapan dana yang direncanakan sebesar Rp45 miliar.
Langkah itu akan diambil pemprov berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendageri) RI lewat pergeseran anggaran.
Menurut Gubernur Olly, anggaran tersebut untuk menambah ruang isolasi yang saat ini baru 10 ruangan.
Selain itu juga akan disediakan rumah singgah dan laboratorium.
“Ruang isolasi RSUP akan ditingkatkan menjadi 80 kamar. Lab juga akan segera disediakan jadi tidak menunggu dari pusat lagi. Pemprov akan sediakan rumah singgah seperti di Bapelkes,” kata gubernur.
LIBUR SEKOLAH
Di hari yang sama pasca pengumuman ada 1 pasien positif corona di Kota Manado, Pemerintah Kota Manado langsung meliburkan aktifitas belajar mengajar di sekolah.
“Sesuai petunjuk Wali Kota Manado, maka sekolah akan diliburkan mulai Senin 16 Maret 2020 hingga 27 Maret 2020,” kata Kadis Pendidikan Kota Manado Daglan Walangitan kepada BeritaManado.com melalui sambungan telepon, Sabtu (14/3/2020) malam.
Lanjut, Daglan Walangitan menegaskan semua kepala sekolah mewajibkan semua guru memberikan bahan ajar kepada siswa untuk dipelajari oleh siswa di rumah.
“Para murid tetap belajar mandiri dirumah masing-masing, jadi proses belajar tetap berjalan tapi dirumah saja,” tambah Daglan.
Ditambahkannya, diharapkan kerja sama orang tua siswa untuk mengawasi anak-anak tetap di rumah dan tidak berkegiatan di kerumunan orang banyak.
(Finda Muhtar)
Baca Juga:
Terkait Corona, Gubernur Olly Dondokambey Serukan 3 Hal Penting untuk Masyarakat Sulut
Corona Masuk Manado, RSUP Kandou: Pasien Sudah Ditangani Sesuai Protap
Terkait Corona, Pemkot Manado Liburkan Sekolah