Amurang, BeritaManado — Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Minahasa Selatan (Minsel) boleh dibilang sangat besar karena daerah ini terkenal sejak jaman dahulu merupakan gudangnya Pegawai Negeri Sipil, Guru atau Pendidik.
Sejak jaman awal-awal kemerdekaan rata-rata Guru di Sulawesi Utara (Sulut) berasal dari Minahasa Selatan. Karena itu potensi ini harus diangkat dan dikembangkan agar pengembangan SDM Sulawesi Utara secara umum, khususnya di Minahasa Selatan semakin maju.
Hal ini diungkapkan oleh pegiat sosial dan politisi PDI Perjuangan, Sandra Rondonuwu, STH, SH yang dijumpai wartawan sesaat setelah seminar yang digelar oleh LSM Gerbang Minsel, pada Jumat 15 Februari kemarin.
Lebih lanjut menurut Sandra Rondonuwu, Minahasa Selatan selayaknya sudah ada perguruan tinggi, mengingat rata-rata masyarakat Minahasa Selatan yang sadar akan pentingnya pendidikan.
“Seharusnya Minsel punya Perguruan Tinggi sehingga masyarakat di Minahasa Selatan dan sekitarnya, bisa terwadahi dengan tempat perkuliahan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampungnya,” tandas aktivis yang akrab disapa Saron ini.
Salah satu alasan menurut Saron, agar para pemuda tidak perlu meninggalkan rumah dan jauh-jauh indekos di kota lain, karena para pemuda di Minsel masih bisa mengusahakan berbagai kehidupan luar kampus seperti bertani mempraktekan langsung ilmunya di masyarakat di mana dia tinggal.
“Dengan begitu, setiap pemuda yang berkuliah tidak perlu tercerabut dari komunitasnya, baik komunitas sosial, ekonomi maupun budaya. Mereka tetap ada di tengah-tengah masyarakat, sementara kemampuan dan ilmunya semakin bertambah. Tentu kalau ada tawaran kerja diluar nanti setelah selesai kuliah itu tidak menjadi masalah,” ungkap Saron yang juga Sekretaris Umum Yayasan AZR Wenas ini.
Jalan lain, menurut Saron adalah mendorong agar perguruan tinggi yang berada di Manado, membuka cabang kampus B di Amurang atau Ratahan sehingga mempermudah para mahasiswa mendapatkan pendidikan dengan tidak perlu menambah biaya tinggal di kota yang lain.
(***/TamuraWatung)