Bitung, BeritaManado.com – Kendati belum sepenuhnya rampung dikerjakan, proyek jalan tol Manado-Bitung sudah dirasakan masyarakat Kota Bitung dampaknya.
Banjir dan lumpur adalah dampak nyata yang dirasakan warga dari proyek nasional ini, seperti puluhan Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Kakenturan I Kecamatan Maesa.
Di kelurahan ini, ada sekitar 50 KK yang harus merasakan dampak proyek tol setiap hujan. Terisolasi dan tidak bisa beraktifitas apa-apa karena terkurung dengan genangan air serta lumpur.
“Mau keluar rumah bagaimana jika rumah tergenang air setiap hujan. Ketinggian air sampai pinggang orang dewasa dan ini terus terjadi saat hujan,” kata salah satu warga, Iwan Isak, Senin (08/02/2021).
Banjir dan lumpur itu kata Iwan, nanti terjadi disaat proyek tol melintas di pemukiman warga, padahal sebelumnya wilayah Kakenturan I adalah wilayah bebas banjir apalagi genangan air.
“Sebelum ada proyek tol, kami aman-aman saja dan tidak pernah merasakan banjir apalagi sampai air setingi pinggang orang dewasa. Kalaupun ada, itu hanya luapan air dari drainase tapi tidak sampai menggenangi pemukiman,” jelasnya.
Iwan mengaku, pihaknya telah meminta agar pemerintah atau pihak tol membuatkan saluran air agar saat hujan air tidak mengarah ke pemukiman.
“Tapi sampai saat ini permintaan kami belum direalisasikan, mungkin karena belum ada korban jiwa atau masih menunggu kesabaran kami habis dan melakukan aksi baru direspon,” katanya.
Terkait dampak proyek tol yang dirasakan puluhan KK di Kelurahan Kakenturan I tak ditampik Camat Maesa, Herny M Posumah.
Dikonfirmasi via WhatsApp, Herny mengaku permasalahan itu sudah disampaikan ke pihak tol sesuai dengan apa yang diinginkan warga.
Namun sayangnya, Herny enggan menjelaskan secara rinci seperti apa penyampaian ke pihak tol untuk mengatasi dampak banjir di Kelurahan Kakenturan I.
(abinenobm)