Manado — Virus Corona menjadi salah satu penyebab lesunya industri pariwisata di Sulawesi Utara.
Apalagi, wisatawan asing asal Tiongkok merupakan pasar terbesar dengan penerbangan langsung menggunakan sistem charter pesawat.
Setelah penerbangan dari dan ke Tiongkok dihentikan sementara, jumlah turis Tiongkok yang masuk Sulut per penerbangan kurang lebih 180 orang pun tentu tidak ada lagi.
Sementara, selain transportasi udara, sektor lain turut terdampak hal ini, diantaranya transportasi darat (bus pariwisata), perhotelan, rumah makan, destinasi wisata, UMKM untuk souvenir dan lainnya.
Kondisi ini sempat memunculkan kekhawatiran bahwa pariwisata Sulut menuju akhir.
Pendapat itu pun terbantahkan dengan kekompakan lintas sektor pariwisata Sulut, dimana pada Kamis (13/2/2020), bertempat di Rumah Alam Manado, Dinas Pariwisata Provinsi Sulut melaksanakan Forum Koordinasi Lintas Pariwisata yang fokus pada konektivitas lintas sektor dalam pengembangan pasar.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Hendry Kaitjili saat membuka forum mewakili Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, dampak dari virus Corona ini memang harus diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat oleh pemerintah daerah.
“Saat ini kita harus memaksimalkan wisatawan domestik yang jumlah pernah tahunnya bisa ada di angka 2,2 juta orang. Selain itu, ada pasar internasional yang potensial, seperti Filipina dengan jalur Cebu yang punya konektivitas ke Korea Selatan. Ada juga negara tetangga kita, Australia. Jalur Kinabalu pun akan kita maksimalkan,” ungkap Henry.
Pengembangan pasar juga termasuk dengan peningkatan kualitas iven yang dilaksanakan setiap kabupaten kota dengan daya tarik yang tidak akan pudar sehingga wisatawan akan datang dan kembali ke Sulawesi Utara.
“Makanya, kalau konektivitas sudah ada, mantap terjalin dengan baik tapi iven tidak siap juga tidak maksimal. Itu sebabnya kami mendorong teman-teman di kabupaten kota untuk ayo buat iven berkualitas,” kata Henry Kaitjili.
Untuk jalur transportasi udara sendiri menjadi prioritas awal karena merupakan pilihan paling cepat dalam mendatangkan wisatawan, tanpa mengesampingkan pentingnya perbaikan jalur transportasi seperti darat dan laut.
Proyek perluasan Bandara Sam Ratulangi khususnya terminal internasional yang sudah dimulai dan akan selesai akhir 2020 pun menjadi angin segar bagi sektor pariwisata sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Bandara Sam Ratulangi sangat mendukung penuh pariwisata. Apa yang bisa kami buat kami buat semaksimal mungkin. Ada beberapa program kami, diantaranya Manado transportasi yang tarifnya lebih murah yang tentu bisa memudahkan wisatawan. Kami juga siap bekerjasama dengan maskapai untuk memudahkan dalam mendatangkan penumpang sebanyak mungkin,” kata GM Bandara Sam Ratulangi Minggus Gandeguai.
Sementara itu, moderator forum yang juga staf khusus Gubernur Sulut bidang pariwisata Dino Gobel menegaskan, hal ini menandakan, meski ada penurunan karena terdampak virus Corona, tapi Sulawesi Utara tetap siap dengan pengembangan pariwisatanya karena masing-masing sektor saling berkoordinasi dan terkoneksi.
“Jadi sepakat bahwa Corona bukan akhir. Seluruh jajaran, dengan kerja hebat Pak Gubernur Olly Dondokambey dalam mengantisipasi hal ini, kebersamaan dan kekompakan seluruh sektor untuk memajukan pariwisata akan menjadi semangat bagi pariwisata kita. Maju terus pariwisata Sulut,” tegas Dino Gobel.
(sri surya)