Manado, BeritaManado.com — Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado melalui Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsrat melakukan terobosan untuk menjawab persoalan menipisnya penjualan penyanitasi tangan (hand sanitizer) dipasaran akibat penyebaran corona virus disease 2019 (COVID-19) yang kian meluas.
Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA melalui Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dr Ronny Adrie Maramis SH MH mengatakan Karena kelangkaan hand sanitizer di pasaran, maka Unsrat mencari solusi dengan menugaskan Fakultas Mipa yang mempunyai laboratorium Kimia untuk membuat hand sanitizer sesuai standar yang ada juga mampu membunuh virus termasuk COVID-19.
“Rencananya hand sanitizer produk FMIPA ini akan digunakan dilingkungan Unsrat baik oleh Dosen, tenaga kependidikan, satpam dan tamu yang berkunjung ke Unsrat,” kata Dr Ronny Adrie Maramis SH MH.
Lebih lanjut, Ronny Maramis menuturkan saat ini karena kesulitan bahan baku maka dibuat secara bertahap sesuai ketersediaan bahan baku dan untuk yang sudah siap dipakai akan mulai dibagikan Rabu (18/3/2020) secara bertahap.
“Unsrat juga sementara menunggu pengadaan spryer yang akan dibagikan ke semua Fakultas, Lembaga dan UPT untuk digunakan dalam penyemprotan disinfektan di ruangan-ruangan kuliah, kantor dan ruangan aula serta ruangan lainnya,” tutur Ronny Maramis.
Sementara itu, Dekan FMIPA Unsrat, Prof Dr Benny Pinontoan menjelaskan hand sanitizer ini dibuat di laboratorium FMIPA sesuai dengan standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Permintaan pembuatan hand sanitizer banyak, tapi kendalanya yang dihadapi yakni ketersediaan bahan baku yang terbatas, namun FMIPA dengan SMD dan berbagai laboratoriumnya akan berusaha semampu mungkin untuk mengantisipasi dan membantu masyarakat dalam membendung penularan Virus Corona ini,” singkat Benny Pinontoan.
Ketua Jurusan Kimia FMIPA Unsrat, Dr Drs Dewa G Katja MSi menambahkan pembuatan hand sanitazer ini merupakan inisiatif dari pimpinan Unsrat.
“Tujuan dari pembuatan ini, untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan Unsrat mengingat ketersediaan di pasaran mulai berkurang dan target pembuatan sekitar 200 liter,” kata Dewa Katja.
(Rei Rumlus)