LAUT memang bukan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah.
Makanya ketika dia akhirnya mengembalikan semua yang bukan miliknya, itu artinya dia menampar muka kita agar malu dengan perbuatan kita.
Kita harus berkaca/oto kritik dengan apa yang selama ini kita lakukan.
Membuang sampah sembarangan akan berakibat buruk.
Parit dan selokan marah sehingga memuntahkan air dengan segala sampah.
Laut meradang karena dirinya kotor.
Kini air mencari jalannya kembali yang dulu pernah dia lalui.Pembangunan memang harus berjalan tapi tidak asal bangun.
Mau salahkan siapa jika sekarang semua daerah dan lokasi resapan air sudah hilang karena pembangunan dan pemukiman warga.
Sekali lagi, lingkungan termasuk parit, sungai, laut bukan tempat sampah.
Kesadaran diri masing-masing itu penting, bahwa mereka-mereka bukan TPA.
Pastinya Anda Sadari (PAS).
(***/Paulus Adrian Sembel merupakan Sekjen Forum Peduli Petani Cengkih Sulut)