
Langowan – Terhitung mulai Rabu (5/3/2014) hari ini, umat katolik seluruh dunia memasuki masa Pra Paskah. Dalam masa ini sesuai dengan tradisi gereja katolik, umat diajak untuk mengedepankan sikap tobat (pertobatan) atas segala sendi kehidupan. Tujuannya adalah agar mendapatkan kelayakan merayakan Paskah dengan hati dan pikiran yang bersih, karena bertobat itu sama dengan berubah.
“Pertobatan itu sendiri pada hakekatnya merupakan niat yang muncul dari dalam diri seseorang secara sadar dan mantap untuk melakukan perubahan terhadap dirinya sendiri dari hal-hal yang tidak baik menjadi baik. Lebih dalam lagi, pertobatan dimaknai gereja sebagai suatu upaya untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah,” ungkap Pastor Kanisius Rumondor MSC.
Ditambahkannya, bahwa untuk berubah bukanlah hanya sekedar berubah, karena jika demikian bisa saja hal yang baik berubah menjadi tidak baik. Tetapi seharusnya seseorang yang bertobat itu berubah dalam terang iman. Dengan demikian perubahan sikap dan sifat yang diupayakan seseorang benar-benar sesuai dengan keinginan Tuhan sendiri.
Seperti diketahui, Misa Rabu Abu itu sendiri diselenggarakan 40 hari sebelum Paskah (diluar hari Minggu) setiap tahunnya. Bagi gereja katolik sendiri abu yang ditandai di dahi setiap umat memiliki dua makna, yaitu sebagai tanda kepemilikan dan pertobatan. Setelah hari ini, gereja mengajak umat untuk senantiasa introspeksi diri. (Frangki Wullur)