Jakarta, BeritaManado.com — Ketua Umum Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara Irjen Pol (Purn) Benny J Mamoto mengatakan bahwa Sulawesi Utara kehilangan seorang tokoh seni dan budaya legendaris dengan beragam karya yaitu almarhum Jehezkiel Robert Wenas atau yang akrab disapa Jessy Wenas.
Mamoto sendiri mengaku sangat terkejut mendengan kabar meningalnya Jessy Wenas pada Jumat (18/1/2019) laludi Rumah Sakit Budi Asih, Cawang, Jakarta Timur sekitar pukul 23.36 WIB.
Mamoto sendiri yang menyempatkan diri menengok langsung jenazah almarhum di kamar 712 rumah sakit tersebut tampak tak banyak menunjukkan ekspresi selain mengucapkan turut berbela sungkawa kepaa keluaga yang ditinggalkan.
“Informasi yang saya ketahui, jenazah telah dimandikan dan selanjutnya dibawa ke Rumah Duka Cikini. Saya yakin almarhum sudah menikmati kebahagiaan surga bersama Tuhan. Seluruh karya dan jasa almarhum di bidnag seni budaya akan tetap dikenang dan menjadi kebanggan seluruh masyarakat Sulut,” ujar Mamoto.
Almarhum meninggal dalam usia 80 tahun dikabarkan akan dimakamkan di kampung halaman di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Sabtu (19/1/2019) kemarin, telah dilakukan ibadah penghiburan di Gereja Advent Setia Budi dan selanjutnya pada Minggu (20/1/2019) hari ini ibadah pelepasan pukul 19.00 WIB dan ada upacara adat Minahasa pada pukul 22-00 -23-00 WIB, setelah itu akan dibawa ke Bandara Soekarno Hatta untuk diterbangkan menuju Manado dengan pegnawalan Kabasaran.
Berbagai karya sang maestro adalah lagu Mutia Yang Hilang (1968), Mengapa Tiada Maaf (1969), Diam-diam Jatuh Cinta (1971), Si Jago Mogok, Di Tepi Danau Tondano dan Buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa (2007). (Frangki Wullur)