Belang – Kabar kenaikan harga bahan bakar minyak tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan. Jika hal itu benar – benar terjadi. Kabarnya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah mengetok palu, tanda disetujuinya rencana pemerintah tersebut. Bersamaan dengan itu, kehidupan masyarakat pedesaan diyakini akan semakin sulit.
Sebut saja nelayan dan petani. Dua kelompok masyarakat berdasarkan mata pencaharian ini sebagian besar menggantungkan hidupnya hanya dengan melaut dan ke kebun. Di satu sisi, kemungkinan mereka tidak akan lagi terlalu banyak menggunkan BBM. Namun untuk urusan pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari bisa dipastikan akan semakin sulit.
Bagi kalangan orangtua, apabila harga BBM naik, maka itu akan berimbas pada masa depan anak – anak mereka. Kondisi ekonomi yang pas – pasan tentu akan mendorong para orangtua mengambil keputusan sulit, dan itulah yang sering terjadi di daerah pedesaan. Menurut pengamatan, ada orangtua lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya ketimbang tidak makan.
“Daerah yang cukup banyak mengoleksi anak – anak putus sekolah atapun yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun adalah pesisir pantai. Anak – anak yang bersekolah kini terancam tidak bisa lagi melanjutkan pendidikannya jika harga kebutuhan hidup naik. Masalah ini pasti punya jalan keluar, namun siapa yang akan menemukannya itu belum ada,” ungkap Nuzlan Gani, wrga Desa Belang.(ang)
Belang – Kabar kenaikan harga bahan bakar minyak tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan. Jika hal itu benar – benar terjadi. Kabarnya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah mengetok palu, tanda disetujuinya rencana pemerintah tersebut. Bersamaan dengan itu, kehidupan masyarakat pedesaan diyakini akan semakin sulit.
Sebut saja nelayan dan petani. Dua kelompok masyarakat berdasarkan mata pencaharian ini sebagian besar menggantungkan hidupnya hanya dengan melaut dan ke kebun. Di satu sisi, kemungkinan mereka tidak akan lagi terlalu banyak menggunkan BBM. Namun untuk urusan pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari bisa dipastikan akan semakin sulit.
Bagi kalangan orangtua, apabila harga BBM naik, maka itu akan berimbas pada masa depan anak – anak mereka. Kondisi ekonomi yang pas – pasan tentu akan mendorong para orangtua mengambil keputusan sulit, dan itulah yang sering terjadi di daerah pedesaan. Menurut pengamatan, ada orangtua lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya ketimbang tidak makan.
“Daerah yang cukup banyak mengoleksi anak – anak putus sekolah atapun yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun adalah pesisir pantai. Anak – anak yang bersekolah kini terancam tidak bisa lagi melanjutkan pendidikannya jika harga kebutuhan hidup naik. Masalah ini pasti punya jalan keluar, namun siapa yang akan menemukannya itu belum ada,” ungkap Nuzlan Gani, wrga Desa Belang.(ang)