Manado – Tanggal 2 Mei merupakan hari yang mempunyai makna khusus bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan, terutama para pendidik dan tenaga kependidikan, serta peserta didik dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi baik jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
2 Mei seperti tahun-tahun sebelumnya bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Ketua komisi 4 bidang Kesra DPRD Sulut Raski Mokodompit mengatakan, tidak perlu dipungkiri bahwa masih banyak permasalahan pendidikan yang hingga kini belum terpecahkan dengan baik, mulai dari terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, penyelenggaraan UN yang banyak kontroversi hingga biaya pendidikan perguruan tinggi yang sangat tinggi.
“Hardiknas tahun ini mari kita jadikan momentum introspeksi untuk mengoreksi diri serta lebih memacu semangat berinovasi dan berkreasi guna penyelenggaraan pendidikan ke depan yang lebih baik.
Hardiknas tahun 2014 ini dapat kita maknai dengan mengkaji ulang nilai-nilai perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan bangsa kita dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Saat ini pemerintah telah menyiapkan 20 persen anggaran untuk pendidikan. Ini merupakan suatu upaya pemerintah memperhatikan masalah pendidikan tersebut. Sebaiknya anggaran ini dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Upaya ini ditujukan untuk menyeimbangkan kualitas pendidikan, dan mengontrol pelaksanaanya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan”. Jelas Raski Mokodompit. (*/jerrypalohoon)
Manado – Tanggal 2 Mei merupakan hari yang mempunyai makna khusus bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan, terutama para pendidik dan tenaga kependidikan, serta peserta didik dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi baik jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
2 Mei seperti tahun-tahun sebelumnya bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Ketua komisi 4 bidang Kesra DPRD Sulut Raski Mokodompit mengatakan, tidak perlu dipungkiri bahwa masih banyak permasalahan pendidikan yang hingga kini belum terpecahkan dengan baik, mulai dari terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, penyelenggaraan UN yang banyak kontroversi hingga biaya pendidikan perguruan tinggi yang sangat tinggi.
“Hardiknas tahun ini mari kita jadikan momentum introspeksi untuk mengoreksi diri serta lebih memacu semangat berinovasi dan berkreasi guna penyelenggaraan pendidikan ke depan yang lebih baik.
Hardiknas tahun 2014 ini dapat kita maknai dengan mengkaji ulang nilai-nilai perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan bangsa kita dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Saat ini pemerintah telah menyiapkan 20 persen anggaran untuk pendidikan. Ini merupakan suatu upaya pemerintah memperhatikan masalah pendidikan tersebut. Sebaiknya anggaran ini dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Upaya ini ditujukan untuk menyeimbangkan kualitas pendidikan, dan mengontrol pelaksanaanya agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan”. Jelas Raski Mokodompit. (*/jerrypalohoon)