Bitung – Kapal Motor (KM) Tude yang diperuntukkan bagi masyarakat Pulau Lembeh dikabarkan hanya digunakan untuk mengakut material salah satu kontraktor. Akibatnya, warga mengelukan karena harus mengantri berhari-hari untuk bisa mengakut barang menggunakan kapal fery yang dikelola PD Bangun Bitung tersebut.
“Setiap hari KM Tude hanya mengakut material milik salah satu kontraktor yang kebetulan memiliki proyek di Pulau Lembeh, sedangkan kami harus mengantri berhari-hari untuk bisa menggunakan kapal,” kata salah satu warga Pulau Lembeh, Selfi Kakombong, Rabu (20/11) kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, KM Tude dihibakan ke Pemkot untuk melayani kebutuhan warga Pulau Lembeh. Namun menjelang penghujung tahun ini, kapal tersebut malah didominasi salah satu kontraktor untuk mengakut material.
“Apa karena sudah mau tutup buku sehingga kontraktor diprioritaskan untuk mengakut material daripada kebutuhan warga,” katanya.
Tak hanya itu, KM Tude yang harusnya masih berada di dok untuk menjalani perbaikan kata Kakombong dipaksa beroperasi hanya karena melayani angkutan kontraktor. Akibatnya, kondisi kapal terlihat kusam karena belum selesai 100% perbaikan sudah dioperasikan.
“Kalau begini terus kami akan blokir angkutan kontraktor dan menggunakan KM Tude sesuai peruntukkannya,” katanya.
Sementara itu, Dirut PD Bangun Bitung, Jhon Palenewen membantah apa yang disampaikan Kakombong. “Itu tidak benar,” tulis Palenewen dalam pesan singkatnya.
Padahal, dari pengamatan dermaga fery Aertembaga, sejumlah truk milik salah satu kontraktor sementara mengantri di dermaga. Bahkan ketika KM Tude baru sampai dari Pulau Lembeh sekitar pukul 13.15 Wita, dua unit truk pengangkut material berwarna hijau baru selesai mengantar material.(abinenobm)
Bitung – Kapal Motor (KM) Tude yang diperuntukkan bagi masyarakat Pulau Lembeh dikabarkan hanya digunakan untuk mengakut material salah satu kontraktor. Akibatnya, warga mengelukan karena harus mengantri berhari-hari untuk bisa mengakut barang menggunakan kapal fery yang dikelola PD Bangun Bitung tersebut.
“Setiap hari KM Tude hanya mengakut material milik salah satu kontraktor yang kebetulan memiliki proyek di Pulau Lembeh, sedangkan kami harus mengantri berhari-hari untuk bisa menggunakan kapal,” kata salah satu warga Pulau Lembeh, Selfi Kakombong, Rabu (20/11) kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, KM Tude dihibakan ke Pemkot untuk melayani kebutuhan warga Pulau Lembeh. Namun menjelang penghujung tahun ini, kapal tersebut malah didominasi salah satu kontraktor untuk mengakut material.
“Apa karena sudah mau tutup buku sehingga kontraktor diprioritaskan untuk mengakut material daripada kebutuhan warga,” katanya.
Tak hanya itu, KM Tude yang harusnya masih berada di dok untuk menjalani perbaikan kata Kakombong dipaksa beroperasi hanya karena melayani angkutan kontraktor. Akibatnya, kondisi kapal terlihat kusam karena belum selesai 100% perbaikan sudah dioperasikan.
“Kalau begini terus kami akan blokir angkutan kontraktor dan menggunakan KM Tude sesuai peruntukkannya,” katanya.
Sementara itu, Dirut PD Bangun Bitung, Jhon Palenewen membantah apa yang disampaikan Kakombong. “Itu tidak benar,” tulis Palenewen dalam pesan singkatnya.
Padahal, dari pengamatan dermaga fery Aertembaga, sejumlah truk milik salah satu kontraktor sementara mengantri di dermaga. Bahkan ketika KM Tude baru sampai dari Pulau Lembeh sekitar pukul 13.15 Wita, dua unit truk pengangkut material berwarna hijau baru selesai mengantar material.(abinenobm)