Minut, BeritaManado.com – Sorotan tajam kini dialamatkan ke Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Ini terkait anggaran yang diplot pada dinas tersebut yang dinilai tak wajar demikian juga dengan serapan anggarannya.
Ketua LSM Minut Connection Yohan Awuy mempertanyakan dana sebesar Rp9,7 miliar pada Dinas Ketahanan Pangan Minut di APBD Perubahan 2019 yang habis dalam tempo 3 bulan.
Adapun pada APBD Induk, diplot sebesar Rp21 Miliar.
“Rp11 miliar habis dalam 9 bulan, dan Rp9 Miliar hanya habis dalam waktu 3 bulan. Ini aneh,” ujar Yohan, kepada BeritaManado.com, Sabtu (22/2/2020).
Yohan menduga, anggaran tersebut sengaja diploting besar untuk kepentingan pribadi kepala daerah.
Ia pun meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bisa mengaudit anggaran di Dinas Ketahanan Pangan Minut.
Penyaluran Beras dan Parade Pangan
Ketua LSM Minut Connection Yohan Awuy menyoroti dua kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Minut yang disebut hanya menghamburkan anggaran.
Pertama, kata Yohan, adalah pemberian cadangan beras yang disebut tidak tepat sasaran.
“Pemberian beras diduga tidak tepat sasaran. Orang-orang yang mendapatkan beras yang disalurkan oleh dinas pangan, tidak sesuai daftar yang berhak menerima. Diduga cadangan beras Minut digunakan saat pemilihan legislatif lalu,” tambah Yohan.
Yang kedua disorot adalah Parade Pangan yang menyerap dana Rp1 miliar untuk 10 kendaraan hias bertema komoditi pangan pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Minut, bulan November 2019 lalu.
Menurut Yohan, hiasan kentang, cabai, tomat, labu dan sayur-sayuran lainnya pada kendaraan hias, tidak memakan biaya Rp100 juta per mobil.
“Saya lihat ini hanya program akal-akalan untuk menguntungkan oknum pribadi. Saya berharap BPK bisa turun memeriksa dana ini,” pungkas Yohan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Minut Johana Manua ketika dikonfirmasi belum memberi pendapat.
“Baik kita lihat dulu,” ujar Manua singkat.
(Finda Muhtar)