Manado, BeritaManado.com — Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) sedang ramai dengan adanya virus ASF (African Swine Fever) yang menyerang ternak Babi.
Hal itu pun berdampak signifikan pada perekonomian di Sulut di mana banyak peternak Babi dan rumah makan penyedia aneka olahan daging Babi, belum lagi mengkonsumsi daging babi yang terkena virus ASF sangat berbahaya bagi manusia dan tidak boleh dilakukan.
Lantas apa bahaya mengkonsumsi daging babi yang terinfeksisi virus ASF?
Penting untuk diingat bahwak, ASF adalah penyakit menular yang mematikan pada babi, dan virus ini tidak berbahaya bagi manusia.
Namun, jika manusia mengkonsumsi daging babi yang terinfeksi ASF, bisa menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Berikut beberapa alasan mengapa mengkonsumsi daging babi yang terkena virus ASF berbahaya:
Tidak aman untuk dikonsumsi
Daging babi yang terinfeksi ASF bisa mengandung virus yang sangat kuat dan mematikan bagi babi, meskipun tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Konsumsi daging babi yang terkontaminasi dapat menyebabkan kesehatan manusia terancam dan berisiko menyebarkan penyakit tersebut ke babi lainnya atau ke wilayah lainnya jika daging tersebut dikirim atau didistribusikan.
Penyakit potensial pada manusia
Meskipun virus ASF tidak menyebabkan penyakit pada manusia, risiko penularan penyakit lain dari daging babi yang terkontaminasi atau kurang dimasak dengan benar tetap ada. Beberapa penyakit yang bisa ditularkan melalui daging babi yang kurang dimasak dengan benar adalah trikinosis dan salmonellosis.
Dampak ekonomi
Penyebaran virus ASF ke dalam wilayah atau negara yang belum terinfeksi dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam industri peternakan babi dan perdagangan daging babi. Dampak ekonomi ini dapat merugikan peternak dan berdampak pada pasokan daging babi di pasar.
Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memastikan bahwa daging babi yang dikonsumsi berasal dari sumber yang sah dan telah melewati pengawasan sanitasi dan inspeksi hewan yang ketat. Jika terdapat wabah ASF pada babi di suatu wilayah, pemerintah biasanya akan memberlakukan pembatasan dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan melindungi kesehatan masyarakat serta industri peternakan babi.
Apa itu virus ASF?
Virus ASF (African Swine Fever) adalah penyakit yang sangat menular dan mematikan yang menyerang babi dan beberapa spesies babi liar. Penyakit ini disebabkan oleh virus ASF, yang termasuk dalam keluarga Asfarviridae. ASF tidak berbahaya bagi manusia, tetapi bisa menyebabkan kematian mendalam pada babi dan babi liar.
Gejala ASF pada babi bisa bervariasi dari ringan hingga parah, namun biasanya menyebabkan kematian yang cepat pada babi yang terinfeksi.
Gejalanya termasuk:
- Demam tinggi
- Lemah atau lesu
- Kehilangan nafsu makan
- Kulit pucat atau kemerahan
- Perdarahan pada kulit dan organ internal
ASF dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung antara babi yang terinfeksi dan yang sehat, melalui makanan atau pakan yang terkontaminasi, atau melalui gigitan serangga penular seperti nyamuk atau lalat. Virus ini juga dapat menyebar melalui produk yang terkontaminasi seperti daging atau produk babi yang belum diproses dengan benar.
Penyakit ini sangat serius bagi industri peternakan babi karena dapat menyebabkan kematian massal dalam populasi babi yang terinfeksi. Selain itu, ASF juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena berdampak pada perdagangan dan ekspor produk daging babi.
Karena sifatnya yang sangat menular dan mematikan, pencegahan dan pengendalian ASF sangat penting untuk melindungi populasi babi dan mengurangi risiko penyebaran penyakit. Pengawasan ketat terhadap pergerakan babi, sanitasi yang baik di peternakan, dan isolasi babi yang sakit adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah penyebaran ASF.
(Erdysep Dirangga)