Amurang – Demam Berdara Dangue (DBD), Julita Talumepa (11) murid kelas VI SD di Desa Matani, Kecamatan Tumpaan, Minahasa Selatan meninggal dunia di RSUP Malalayang, Manado. Rabu 6 Juli (Kemarin, red).
Menurut Ibu Lice Baweleng keluarga korban menuturkan, korban sempat dirawat di RS Kalooran Amurang selama 4 hari. Karena tidak ada perubahan maka di rujuk di RSUP Malalayang. Baru satu hari dirawat, ajal telah menjemput anak kami Julita Talumepa.
“Kata dokter Julita mengidap penyakit demam berdarah cukup parah. Meski sudah dilakukan perawatan intensif, namun sudah terlambat, sehingga nyawanya tidak tertolong,” ujar Baweleng, kepada beritamanado.com, Kamis (7/8/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Minsel dr Ternie Paruntu ketika dikonfirmasi membenarkan ada anak meninggal akibat penyakit demam berdarah.
“Kita sudah mendengarnya dan kini sedang menunggu hasil diagnosis dari pihak Rumah Sakit Malalayang, anak itu meninggal akibat demam berdarah,” sebut Paruntu. (sanlylendongan)
Amurang – Demam Berdara Dangue (DBD), Julita Talumepa (11) murid kelas VI SD di Desa Matani, Kecamatan Tumpaan, Minahasa Selatan meninggal dunia di RSUP Malalayang, Manado. Rabu 6 Juli (Kemarin, red).
Menurut Ibu Lice Baweleng keluarga korban menuturkan, korban sempat dirawat di RS Kalooran Amurang selama 4 hari. Karena tidak ada perubahan maka di rujuk di RSUP Malalayang. Baru satu hari dirawat, ajal telah menjemput anak kami Julita Talumepa.
“Kata dokter Julita mengidap penyakit demam berdarah cukup parah. Meski sudah dilakukan perawatan intensif, namun sudah terlambat, sehingga nyawanya tidak tertolong,” ujar Baweleng, kepada beritamanado.com, Kamis (7/8/2014).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Minsel dr Ternie Paruntu ketika dikonfirmasi membenarkan ada anak meninggal akibat penyakit demam berdarah.
“Kita sudah mendengarnya dan kini sedang menunggu hasil diagnosis dari pihak Rumah Sakit Malalayang, anak itu meninggal akibat demam berdarah,” sebut Paruntu. (sanlylendongan)