Manado — Ada yang menarik dalam pelaksanaan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2018 yang dilaksanakan di Autrium Manado Town Square (Mantos) 3, Rabu (10/10/2018).
Di sela-sela acara, tampil Anak Bangsa Indonesia (ABI) Band yang beranggotakan 5 anak yang sedang dalam pembinaan khusus di Lembaga Pembinaan Khusus (LPK) Anak di Tomohon.
Anak-anak ini tampil dengan percaya diri membawakan dua buah lagu karya sendiri yang mampu memukau seluruh undangan yang hadir.
Kepada BeritaManado.com, Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak, Tjahja Rediantana mengungkapkan, ABI Band terbentuk tanpa disengaja, berawal dari kebiasaan anak-anak yang suka bernyanyi sambil bermain gitar di lorong-lorong LPK.
“Selalu mereka bernyanyi sambil main musik, pas didengar bagus ternyata. Akhirnya kami mulai mengumpulkan mereka, mulai memfasilitasi alat dan akhirnya membebaskan mereka berkarya, tentu dengan pendampingan. Hasilnya, dalam waktu 2 bulan, mereka mampu menciptakan 10 buah lagu,” ujar Tjahja.
Tak hanya itu, ternyata, 10 buah lagu yang berhasil diciptakan telah mengantongi Hak Cipta.
“Bahkan, saya sudah dapat laporan, mereka sudah buat 7 lagu baru,” kata Tjahja.
Meski demikian, diakui oleh Tjahja, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi diawal debut ABI Band, yaitu kepercayaan diri anak-anak ini untuk tampil didepan banyak orang dengan statusnya yang masih dalam pembinaan khusus.
“Tapi kami terus memberi motivasi. Saya katakan, lepas dari kalian ada disini karena kelalaian, bukan berarti kalian tidak bisa berkarya. Kalian tetaplah anak bangsa Indonesia, makanya nama band ini ABI. Tetap tersenyum dan percaya diri karena ini karya kalian,” kata Tjahja.
ABI Band juga diketahui sebagai band anak pertama yang beranggotakan penghuni LPK Anak sehingga Tjahja menekankan, anak-anak ini patut mendapat apresiasi.
“Mereka yang pertama untuk anak. Dalam waktu dekat juga kami akan launching di Youtube. 10 lagu yang ada juga sudah direkam dan ada videonya, jadi bisa dirilis. Makanya mereka harus bangga. Ini bisa jadi motivasi juga bagi yang lain untuk bisa berkarya sesuai bidangnya masing-masing,” kata Tjahja.
(srisurya)
Manado — Ada yang menarik dalam pelaksanaan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2018 yang dilaksanakan di Autrium Manado Town Square (Mantos) 3, Rabu (10/10/2018).
Di sela-sela acara, tampil Anak Bangsa Indonesia (ABI) Band yang beranggotakan 5 anak yang sedang dalam pembinaan khusus di Lembaga Pembinaan Khusus (LPK) Anak di Tomohon.
Anak-anak ini tampil dengan percaya diri membawakan dua buah lagu karya sendiri yang mampu memukau seluruh undangan yang hadir.
Kepada BeritaManado.com, Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak, Tjahja Rediantana mengungkapkan, ABI Band terbentuk tanpa disengaja, berawal dari kebiasaan anak-anak yang suka bernyanyi sambil bermain gitar di lorong-lorong LPK.
“Selalu mereka bernyanyi sambil main musik, pas didengar bagus ternyata. Akhirnya kami mulai mengumpulkan mereka, mulai memfasilitasi alat dan akhirnya membebaskan mereka berkarya, tentu dengan pendampingan. Hasilnya, dalam waktu 2 bulan, mereka mampu menciptakan 10 buah lagu,” ujar Tjahja.
Tak hanya itu, ternyata, 10 buah lagu yang berhasil diciptakan telah mengantongi Hak Cipta.
“Bahkan, saya sudah dapat laporan, mereka sudah buat 7 lagu baru,” kata Tjahja.
Meski demikian, diakui oleh Tjahja, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi diawal debut ABI Band, yaitu kepercayaan diri anak-anak ini untuk tampil didepan banyak orang dengan statusnya yang masih dalam pembinaan khusus.
“Tapi kami terus memberi motivasi. Saya katakan, lepas dari kalian ada disini karena kelalaian, bukan berarti kalian tidak bisa berkarya. Kalian tetaplah anak bangsa Indonesia, makanya nama band ini ABI. Tetap tersenyum dan percaya diri karena ini karya kalian,” kata Tjahja.
ABI Band juga diketahui sebagai band anak pertama yang beranggotakan penghuni LPK Anak sehingga Tjahja menekankan, anak-anak ini patut mendapat apresiasi.
“Mereka yang pertama untuk anak. Dalam waktu dekat juga kami akan launching di Youtube. 10 lagu yang ada juga sudah direkam dan ada videonya, jadi bisa dirilis. Makanya mereka harus bangga. Ini bisa jadi motivasi juga bagi yang lain untuk bisa berkarya sesuai bidangnya masing-masing,” kata Tjahja.
(srisurya)