Manado, BeritaManado.com – Adu layang bertajuk Liga Langit Barisan Relawan Olly Dondokambey (BaraOD), dimulai Sabtu (15/8/2020) hari ini.
Sebanyak 64 peserta akan bertarung keahlian memainkan layangan guna berebut hadiah jutaan rupiah, trophy, piagam dan bingkisan.
Ketua Panitia Rudy Pangemanan mengatakan, lokasi kegiatan bertempat di lapangan Samerot Pineleng Dua, Kecamatan Pineleng, Minahasa.
“Lomba ini diikuti 64 tim dari berbagai komunitas dan club. Masing-masing tim menyediakan dua layang-layang. Benang gelasan dibawa masing-masing tim,” ucapnya, Jumat (14/8/2020).
Pangemanan yang juga Ketua Banteng Pineleng ini menuturkan, setiap peserta wajib mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
Hal itu kata dia menjadi syarat paling utama dalam lomba layang-layang.
“Peserta wajib pakai masker. Kita juga akan melakukan tes suhu bagi setiap peserta sebelum memasuki lokasi lomba. Jika panitia menemukan peserta tidak mengikuti protokol kesehatan, maka peserta tersebut dilarang untuk mengikuti lomba,” jelas Pangemanan.
Pangemanan menambahkan, selama lomba baik peserta maupun penonton akan diberikan masker dan hand sanitizer secara gratis.
“Aksi itu juga bagian dari kami untuk mendukung program pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19,” Tandasnya.
Sementara itu, Donald Taliwongso salah satu tokoh pemuda Pineleng menyampaikan, lomba layang-layang bukan hanya sekedar permainan rakyat.
Namun kata dia, di era moderen saat ini permainan tersebut banyak memberikan manfaat bagi UMKM.
“Selain sehat. Permainan ini meningkatkan imun bagi yang berbain. Mereka tertawa dan bergembira. Selain itu roda perekonomian lokal ikut bergerak. Pengrajin layang-layang di Pineleng banyak yang laku. Penjual gelasan juga. Warung-warung makan rumahan disekitar lomba ikut terdampak keuntungan. Ini tentunya sangat positif,” ucap Donald
Ke depan dia berharap, lomba layang-layang ada perhatian dari pemerintah.
Setidaknya kata dia ikut memfasilitasi agar tidak menjadi liar yang ujung-ujungnya berakhir negatif.
“Kalau ada lomba-lomba seperti ini ikut meminimalisir adanya permainan liar di jalan-jalan. Jika tidak, ini berbahaya bagi keselamatan, terutama anak-anak. Termasuk pengendara roda dua. Contoh di Solo Jawa Tengah, ada yang makan korban karena leher pengendara motor tersangkut gelasan yang putus melewati jalan raya. Makanya harus disediakan tempat bermain. Di samping itu, lomba layang-layang ini setahu saya juga diperlombakan antar negara. Dan Indonesia pernah juara dunia dua kali, atas nama Lei Fie Kiat dari Bandung. Semoga juga ke depan ada anak-anak dari kita yang mengharumkan nama Sulut dan Indonesia,” pungkas Donald.
(***/Finda Muhtar)