Tompaso, BeritaManado.com — Wisata Mandi Kuda di Desa Pinabetengan, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa kini kembali dikenalkan oleh Yayasan Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (Sulut).
Atraksi ini sebenarnya sudah dihadirkan sebagai hobi sekaligus potensi wisata yang ada di Desa Pinabetengan pada 2019 lalu.
Peresmian saat itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Ketua Perkumpulan Pertiwi Sulut disingkat PPS (organisasi para istri purnawirawan TNI/Polri asal Sulut atau yang pernah bertugas di Sulut) Iyarita Mamoto, didampingi oleh Pembina PPS, Camat Tompaso Barat serta Ketua Yayasan Institut Seni Budaya Sulut Irjen Pol (Purn) Dr Benny Mamoto SH MSi Sabtu (6/7/2019).
Dikenalkannya kembali atraksi ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan pembentukan Desa Wisata Budaya Pinabentengan.
Hal tersebut disampaikan Benny Mamoto saat menjelaskan tentang Desa Pinabetengan yang siap menuju Desa Wisata Budaya pada 7 Juli 2022 nanti dalam webinar yang digelar GenBI dengan tema The Undefind Beauty and Importance of Watu Pinawetengan, Senin (19/4/2021) kemarin.
“Potensi kuda di Pinabetengan begitu besar. Ada pacuan kuda, sebagian masyarakat beternak kuda dan bahkan sebagian anak muda ada yang merantau menjadi jockey dan perawat kuda di Jakarta, Bali dan lainnya. Wisata Mandi Kuda pun menjadi atraksi unik yang menarik,” ujar Benny Mamoto.
Diketahui, aktivitas memandikan kuda memang begitu melekat pada warga Desa Pinabetengan, mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Sebelum pandemi, anak-anak punya rutinitas setiap pagi yaitu memandikan kuda di sungai kecil desa sebelum ke sekolah.
Kini, tentu waktu untuk memandikan kuda lebih leluasa karena proses belajar mengajar belum dilaksanakan secara penuh di sekolah.
Sore harinya, anak-anak ini turut membantu orang tua dengan memberi makan kuda sehingga sejak dini, mereka sudah diajar untuk menjadi perawat kuda yang handal.
Proses tersebut bisa dinikmati oleh pengunjung atau wisatawan yang datang ke Desa Pinabetengan bahkan bisa ikut merasakan sensasi memandikan atau memberi makan kuda.
Pemandangan dan aktivitas tersebut sangat sulit ditemui di daerah perkotaan seperti Manado sehingga tentu atraksi kuda akan sangat menarik perhatian.
Benny Mamoto pun menyampaikan, dengan semua kekayaan alam, seni dan budaya yang dimiliki oleh Desa Pinabetengan, maka diharapkan target menjadi desa wisata akan tercapai.
Desa ini memang dikenal sebagai wilayah bersejarah di Sulawesi Utara karena adanya Watu Pinawetengan yang terletak di area perbukitan desa.
Selain itu, kehadiran Institut Seni Budaya Sulut Pa’Dior juga kian melengkapi posisi Pinatengan sebagai desa yang cocok dijadikan desa wisata.
“Watu dan wisata kuda memang menjadi andalan kami di sini, selain potensi lainnya yang tentu kami miliki. Ke depan kita akan maksimalkan ini dengan bantuan banyak pihak tentunya,” kata Benny.
(srisurya)