Minut — Paimpuluan Ne Tonsea (PNT) Jakarta dan sekitarnya melakukan Mesupe atau pulang kampung diakhir tahun 2019.
Mesupe kali ini diagendakan dalam rangkaian kegiatan yang merupakan salah satu wujud nyata melestarikan tradisi dan budaya Tonsea sesuai dengan tema Paimpuluan Ne Tonsea beberapa tahun terakhir, yaitu Tonsea Berbudaya.
Selama satu hari, tepatnya Jumat (27/12/2019) pengurus dan keluarga besar Paimpuluan Ne Tonsea Jakarta dan sekitarnya melaksanakan wisata budaya, salah satu agendanya ziarah ke makam para tokoh Tonsea yang telah mengharumkan nama Tonsea dan Sulawesi Utara ditingkat nasional maupun internasional.
Rombongan berziarah di dua makam tokoh Tonsea, mewakili para tokoh lainnya, yaitu makam Maria Walanda Maramis dan HV Worang.
Ketua Umum Paimpuluan Ne Tonsea Jorry S Koloay mengatakan, orang Tonsea dari dulu sudah tepelajar, terdidik, dapat kesempatan menimba ilmu dan berpkiprah ditingkat nasional maupun internasional.
“Nilai-nilai budaya Tonsea yaitu menghormati orang yang lebih tua, mereka yang telah pergi tapi meninggalkan nama baik bagi nama Tonsea, sehingga ziarah ini dilaksanakan, juga karena kiprah almarhum pada masa pembangunan bangsa luar biasa,” ujar Jorry.
Lanjut Jorry, sejarah mencatat, orang Tonsea bisa berkiprah, bisa berperan pada semua level, baik itu nasional maupun internasional untuk memajukan bangsa dan negara.
Jorry pun mengungkapkan, nuansa kekeluargaan dan kebersamaan begitu terasa pada Mesupe ini karena semua yang ada saling gotong royong, budaya mapalus, saling mendukung terlihat jelas, dimana dengan sukarela memberi diri demi lancarnya rangkaian kegiatan ini.
“Benar benar kebersamaan, mapalus. Datang kesini membeli tiket, ada yang beli air minum, kue dan lainnya, jadi semua saling melengkapi dan memang tradisi budaya itu begitu terasa,” ungkap Jorry.
Dengan adanya kegiatan ini, PNT turut berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Tonsea, Minahasa dan Sulut pada umumnya, sekaligus menjawab tantangan masa kini dan masa depan, dimana budaya dan moral sedang tergerus.
“Tema kami Tonsea Berbudaya. Tema kecilnya Budaya yang Mempersatukan. Kalau sudah tidak tahu lagi nilai-nilai luhur budaya maka kita tidak punya arah. Indonesia ini terdiri dari berbagai macam budaya, golongan, suku, agama, ras dan lainnya. Perbedaan itu sebenarnya harus jadi kekuatan bagi kita bukannya menjadikan kita terpecah-pecah,” tutup Jorry.
Dalam kunjungan ini juga, PNT turut menghadirkan grup kolintang Tamporok yang datang langsung dari Jakarta.
PNT bahkan mengunjungi Desa Kolintang, Lembean, untuk bertemu langsung dengan tim kolintang Prima Vizta Lembean yang beranggotakan anak-anak muda.
Wisata budaya pun selesai di kediaman Walikota Bitung Max Lomban, menandai silaturahmi kepada kepala daerah Kota Bitung yang juga merupakan bagian dari Tonsea.
(srisurya)