Amurang – Drs Markus Wauran menegaskan, sudah menjadi rahasia umum di Minahasa Selatan, Pileg 9 April lalu, sarat money politik. Bahkan abdi negara, tak terkecuali kepala-kepala SKPD diduga kuat turut serta memenangkan nama tertentu.
“Sya apresiasi kinerja Ketua Panwaslu Minahasa Selatan Franny Sengkey, yang telah menegakan aturan undang-undang dengan mengungkap beberapa petugas KPPS yang melakukan kecurangan pemilu legislatif (Pileg) di Minsel,” ucap Wauran.
Meski begitu, lanjut Wauran. Pihak Panwaslu dan Polri Minahasa Selatan perlu ditelusuri lagi, sebab issue yang berkembang seorang pemilih ada yang dibayar sebesar 250.000 ribuh rupiah. Bila informasi ini benar, maka saya harapkan pihak-pihak terkait ini mengusut tuntas atas berbagai pelanggaran berat ini. Jangan sampai terjebak pada perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji seperti kena sogok dan suap sehingga bersikap membela ketidak-adilan dan ketidakbenaran.
“Ingat anda (Panwaslu dan Polri, red) di sumpah dan kalau sengaja membiarkan perbuatan curang dan melanggar sumpah, maka mereka akan dimakan oleh sumpah tersebut. Karena itu jangan ber-main-main dengan kegiatan yang memanipulasi suara rakyat. Suara rakyat adalah anugerah Tuhan,” imbuh Wauran melalui press rillis, kepada beritamanado.com
Wauran menambahkan, jika hati nurani abdi negara tergerak harus, dan sudah terlanjur melakukan money politik dan atau kecurangan, hanya memenangkan seorang Caleg karena tekanan dan ancaman. Silahkan sampaikan perbuatannya melanggar hukum. Hendaklah tidak takut untuk mengaku dan mengumumkan secara benar kepada masyarakat perbuatan yang telah dilakukan.
“Saya sangat yakin tindakan terpuji ini, jika resikonya dipecat. Rakyat tidak buta, pasti rakyat akan simpati, dan kalau jujur, pengakuan yang sangat terhormat ini, bisa dipastikan rakyat Minsel, termasuk tokoh Minsel yang ada diluar Minsel akan mendukung dan membela keberanian pegawai maupun kepala SKPD yang bersangkutan dengan segala kemampuan yang ada dan dengan berbagai cara legal dan konkrit,” terang Wauran, jumat (18/4/2014). (sanlylendongan)
Amurang – Drs Markus Wauran menegaskan, sudah menjadi rahasia umum di Minahasa Selatan, Pileg 9 April lalu, sarat money politik. Bahkan abdi negara, tak terkecuali kepala-kepala SKPD diduga kuat turut serta memenangkan nama tertentu.
“Sya apresiasi kinerja Ketua Panwaslu Minahasa Selatan Franny Sengkey, yang telah menegakan aturan undang-undang dengan mengungkap beberapa petugas KPPS yang melakukan kecurangan pemilu legislatif (Pileg) di Minsel,” ucap Wauran.
Meski begitu, lanjut Wauran. Pihak Panwaslu dan Polri Minahasa Selatan perlu ditelusuri lagi, sebab issue yang berkembang seorang pemilih ada yang dibayar sebesar 250.000 ribuh rupiah. Bila informasi ini benar, maka saya harapkan pihak-pihak terkait ini mengusut tuntas atas berbagai pelanggaran berat ini. Jangan sampai terjebak pada perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji seperti kena sogok dan suap sehingga bersikap membela ketidak-adilan dan ketidakbenaran.
“Ingat anda (Panwaslu dan Polri, red) di sumpah dan kalau sengaja membiarkan perbuatan curang dan melanggar sumpah, maka mereka akan dimakan oleh sumpah tersebut. Karena itu jangan ber-main-main dengan kegiatan yang memanipulasi suara rakyat. Suara rakyat adalah anugerah Tuhan,” imbuh Wauran melalui press rillis, kepada beritamanado.com
Wauran menambahkan, jika hati nurani abdi negara tergerak harus, dan sudah terlanjur melakukan money politik dan atau kecurangan, hanya memenangkan seorang Caleg karena tekanan dan ancaman. Silahkan sampaikan perbuatannya melanggar hukum. Hendaklah tidak takut untuk mengaku dan mengumumkan secara benar kepada masyarakat perbuatan yang telah dilakukan.
“Saya sangat yakin tindakan terpuji ini, jika resikonya dipecat. Rakyat tidak buta, pasti rakyat akan simpati, dan kalau jujur, pengakuan yang sangat terhormat ini, bisa dipastikan rakyat Minsel, termasuk tokoh Minsel yang ada diluar Minsel akan mendukung dan membela keberanian pegawai maupun kepala SKPD yang bersangkutan dengan segala kemampuan yang ada dan dengan berbagai cara legal dan konkrit,” terang Wauran, jumat (18/4/2014). (sanlylendongan)