Penyaluran Raskin
Manado – Penyaluran raskin kembali bermasalah. Setelah disosialisasikan di media terkait harga raskin Rp 24.000 dan pada umumnya dijual dengan harga maksimal Rp 26.000 termasuk ongkos angkut, warga kaget dan merasa ditipu.
Seperti yang dirasakan Yusin Sarahe, warga Kelurahan Paal IV lingkungan 4.
“Kami tidak tahu kalau harga beras Rp 26 ribu. Kata Kepala Lingkungan harganya Rp.30 ribu. Bahkan harga asli Rp 24 ribu saja kami tidak tahu. Bukan baru hari ini harga beras raskin seperti ini, sebenarnya sudah lama harga Rp.30 ribu mulai dari Kepala Lingkungan lama, dan setahu saya memang beginilah harganya,”ungkap Yusin Sarahe, warga penerima raskin, Jumat (19/2/2016).
Sementara itu menurut Lurah Paal IV Joice Sumolang, ketambahan biaya Rp.4000 digunakan untuk biaya angkut. Dimana dulunya memang langsung disalurkan lewat Kepala Lingkungan.
“Masyarakat sudah terbiasa dengan harga seperti itu, saya juga jelaskan bahwa ada biaya angkutnya, biasanya dari kantor kelurahan diangkut menggunakan motor ke rumah Pala. Selama masyarakat tidak protes apa masalahnya, saya tidak mau ikut campur dalam masalah ini, sebab itu kesalahan pala sebelumnya,” kata Sumolang dengan tegas. (srisurya)
Penyaluran Raskin
Manado – Penyaluran raskin kembali bermasalah. Setelah disosialisasikan di media terkait harga raskin Rp 24.000 dan pada umumnya dijual dengan harga maksimal Rp 26.000 termasuk ongkos angkut, warga kaget dan merasa ditipu.
Seperti yang dirasakan Yusin Sarahe, warga Kelurahan Paal IV lingkungan 4.
“Kami tidak tahu kalau harga beras Rp 26 ribu. Kata Kepala Lingkungan harganya Rp.30 ribu. Bahkan harga asli Rp 24 ribu saja kami tidak tahu. Bukan baru hari ini harga beras raskin seperti ini, sebenarnya sudah lama harga Rp.30 ribu mulai dari Kepala Lingkungan lama, dan setahu saya memang beginilah harganya,”ungkap Yusin Sarahe, warga penerima raskin, Jumat (19/2/2016).
Sementara itu menurut Lurah Paal IV Joice Sumolang, ketambahan biaya Rp.4000 digunakan untuk biaya angkut. Dimana dulunya memang langsung disalurkan lewat Kepala Lingkungan.
“Masyarakat sudah terbiasa dengan harga seperti itu, saya juga jelaskan bahwa ada biaya angkutnya, biasanya dari kantor kelurahan diangkut menggunakan motor ke rumah Pala. Selama masyarakat tidak protes apa masalahnya, saya tidak mau ikut campur dalam masalah ini, sebab itu kesalahan pala sebelumnya,” kata Sumolang dengan tegas. (srisurya)