Manado, BeritaManado.com — Bantuan Dana Lansia menjadi harapan semua masyarakat Kota Manado yang sudah lanjut usia.
Program dari Pemerintah Kota Manado ini pun, menjadi progaram yang sangat baik bahkan dinanti-nanti oleh masyarakat lanjut usia.
Namun dari program terbaik dari pemerintah ini, menuai kekecewaan dari beberapa warga di Kelurahan Malendeng.
Bagaimana tidak, seorang ibu lanjut usia yang sudah tidak bisa berjalan lagi, yang memberi mandat kepada anaknya untuk mengurus surat kuasa untuk mencairkan bantuan Dana Lansia dari Pemerintah Kota Manado, dipersulitkan oleh pemerintah kelurahannya sendiri.
Salah satu warga yang tidak ingin menyebutkan namanya saat diwawancarai BeritaManado.com mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan pelayanan pemerintah di Kelurahan Malendeng, dikarenakan dirinya dipersulit dan seakan-akan dipermainkan oleh perangkat yang ada di kelurahan.
“Saya sangat kecewa dengan pelayanan yang ada di Kelurahan Malendeng. Pemerintah yang seharusnya melayani masyarakat, kini malah mempersulit masyarakatnya sendiri,” ucapnya dengan nada kecewa dan lemas.
Dia menjelaskan, pada hari Jumat pagi dirinya bersama dengan kepala lingkungan Ronny Batas pergi ke kantor Kelurahan Malendeng untuk meminta tanda tangan Lurah Malendeng Anwar Halidu, namun lurah tidak berada ditempat.
Dirinya pun bertanya kepada kepala lingkungan yang ada di Kantor Lurah, namun kepala lingkungan mengatakan tunggu saja, Lurah sedikit lagi akan datang.
Hanya saja, hingga pukul 13.00 Wita Lurah tidak kunjung datang.
“Karena sudah jam 1 siang, ibu saya belum diberi makan, saya pun kembali bertanya kepada kepala lingkungan bagaimana kejelasannya Lurah mau datang atau tidak, pala pun hanya menyaut nintau dang mo datang atau tidak kepada saya. Jadi karna sudah menyaut seperti itu saya pun langsung pulang, karena tidak ada kejelasan tentang kedatangan Lurah Malendeng di kantornya,” ujarnya Kamis (26/11/2020) di rumahnya.
Diapun mengatakan, saat pembagian pertama bantuan Dana Lansia ini, dirinya tidak terima karena dijanjikan oleh kepala lingkungan bahwa dari pihak bank dan pihak kelurahan akan berkunjung lansung ke rumah untuk mengantarkan Dana Lansia tersebut, sekaligus mengecek keadaan dari ibunya.
“Bulan lalu waktu pencairan pertama kami tidak dapat, karena mereka mengatakan akan mengantar ke rumah,” katanya.
Sebenarnya dirinya akan kembali untuk meminta tanda tangan dari Lurah Anwar Halidu pada hari Senin, hanya saja keponakannya mengalami kecelakaan.
“Sebenarnya saya akan kembali meminta tanda tangan hari Senin, hanya saja keponakan saya mengalami kecelakaan jadi ditunda hari Rabu sekaligus mengantar keponakan saya kerumah sakit. Tapi hal yang sama pun kembali terjadi, Lurah juga tidak berada di tempat, jadi saya meminta tolong sama ibu Hermi yang juga salah satu pegawai di Kantor Kelurahan untuk menitip berkas saya,” bebernya dengan berharap saat Lurah datang bisa diserahkan kepada Lurah untuk di tandatangani.
Saat kembali dirinya mendapati berkasnya belum di tandatangani oleh Lurah, saat ditanyakan merekapun hanya menjawab Lurah sudah keluar jadi ditunggu saja.
“Saya pun terus bersabar dan menunggu kedatangan Lurah Malendeng sampai jam 4. Saat bertemu dengan Lurah, Lurah pun menjawab ini sudah terlambat, karena batasnya sampai jam 4 sore,” bebernya.
Dia berharap, kejadian ini dapat perhatian khusus oleh Pemerintah Kota Manado terlebih Wali Kota Manado.
“Karena sangat disayangkan kami sebagai masyarakat kecil dipersulit seperti ini. Bahkan terkesan kami dipermainkan oleh pemerintah di kelurahan kami sendiri yang tugasnya sebagai pelayan masyarakat,” tandasnya.
(HardinanSangkoy)