Bitung, BeritaManado.com – Warga Kelurahan Girian Bawah Kecamatan Girian, Aryati mengaku kaget dengan tarif penebangan pohon yang dipatok oknum di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Pemkot Bitung.
Ibu rumah tangga ini mengaku dimintai jasa penebangan pohon sebesar Rp2.500 ribu oleh oknum yang mengaku dari Dinas Perkim Pemkot Bitung.
“Biaya itu belum termasuk BBM alat potong, makan petugas dan biaya pengangkutan ke TPA Aertembaga,” kata Aryati, Selasa (27/07/2021).
Permintaan biaya penebangan pohon itu bermula saat Aryati mendapati akar sejumlah pohon perindang di depan rumahnya mulai merusak drainase dan pondasi pagar.
Iapun berinisiatif melaporkan ke Dinas Perkim dengan harapan, ada penanganan agar akar pohon tidak makin merusak drainase dan pondasi pagar.
“Laporan itu saya sampaikan beberapa bulan lalu dan katanya ada biaya penebangan pohon,” katanya.
Karena biaya yang diminta terlalu besar, ia meminta keringanan tapi tidak ditanggapi.
“Beberapa hari lalu, saat cuaca berangin, saya kembali menghubungi pihak Perkim karena kondisi pohon perindang yang membahayakan bisa sewaktu-waktu tumbang,” katanya.
Saat menghubungi, kata dia, pihak Perkim siap menebang pohon perindang dengan biaya Rp2.500 ribu dan itu hanya untuk jasa penebangan saja alias tidak termasuk BBM, makan dan angkut ke TPA.
“Saya sempat menawar dan disanggupi Rp1.500 ribu tapi saat harus menyiapkan BBM, rantai alat potong, makan bagi operator dan biaya angkut ke TPA. Bagi saya itu jumlah yang tidak masuk akal dan sudah kategori pemerasan,” katanya.
Dirinyapun berharap ada perhatian dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota terkait biaya penebangan pohon perindang karena nilainya sangat memberatkan serta sulit dijangkau.
“Kalau biaya hanya Rp250 ribu atau Rp500 ribu, mungkin saya masih sanggupi. Tapi ini biayanya sampai jutaan,” katanya.
Menanggapi keluhan Aryati, Kepala Dinas Perkim Pemkot Bitung, Hendrik Sakul mengaku kaget dan menurutnya tidak ada tarif resmi untuk penebangan pohon perindang.
“Belum ada tarif resmi, kalaupun ada biaya itu biasanya untuk BBM dan biaya angkut ke TPA. Saya akan cek apakah betul ada oknum staf yang meminta biaya sebesar itu,” kata Hendrik.
Hendrik juga mengakui, jika akhir-akhir ini banyak permintaan dari warga terkait penebangan pohon perindang, namun pihaknya terkendala di alat.
“Alat potong yang kami miliki sudah berumur, makanya kadang hanya dibantu oleh warga untuk mengganti sparepart untuk proses pemotongan,” katanya.
(abinenobm)