Amurang—Rabu (5/9) hari ini, warga Buyungon dan Rumoong Bawah menjadwalkan temui Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy. Rencana ‘bakudapa’ tersebut, pertama ingin menyampaikan keluhan soal Penambangan Emas Tidak Berizin (PETI) di Desa Picuan dan Picuan I. Pasalnya, PETI Picuan Raya, ditenggarai menggunakan bahan kimia berupa Mercury dan Siandida. Dan, sisa air PETI dibuang melalui DAS Ranoyapo.
Akibat hal diatas, warga Buyungon, Rumoong Bawah dan Kawangkoan Bawah (Amurang Raya, red) merasa terancam. Dimana, warga yang biasanya menggunakan PDAM Amurang diduga telah tercemar zat kimia berbahaya. Dengan demikian, mereka merasa harus temui Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy untuk menyampaikan maksud tersebut.
‘’Benar, bahwa hal ini sudah direncanakan beberapa hari lalu. Namun, baru hari ini terlaksana. Bahkan, sesuai jadwal kami akan bertemu pukul 10.00 Wita pagi ini di Mapolda Sulut di Jalan Bethesda-Manado. Sekali lagi, rencana pertemuan kami warga Buyungon, Rumoong Bawah sangatlah berarti bagi kehidupan warga,’’ ujar Donny Sangkay dan Andries Pelealu, keduanya warga Buyungon.
Lanjut keduanya, bahwa akibat PETI Picuan, warga Buyungon dan sekitarnya atau Amurang pada umumnya mulai meragukan air PDAM Minsel. Kenapa, lantaran kami juga sudah mengetahui persis soal perkembangan PETI Picuan. Kenapa demikian, kami juga takut kalau nantinya setelah kami konsumsikan dengan cara minum, mandi dan lain sebagainya air PDAM atau DAS Ranoyapo akan berdampak pada penyakit.
‘’Maka dari itu, pertemuan kami warga Amurang dengan Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy adalah sangat tepat. Dimana, kami akan sampaikan hal-hal terkait PETI Picuan dan keselamatan warga Amurang secara khusus dan Minahasa Selatan secara umum. Bahwa, kami akan sampaikan PETI Picuan harus dihilangkan,’’ tambah Sangkay dan Pelealu.
Ditambahkannya lagi, memang sampai hari ini belum terdengar terjadi masalah atas pemakaian DAS Ranoyapo atau PDAM Amurang. Termasuk, warga sebagai penggali pasir di DAS Ranoyapo belum melaporkan kejadian-kejadian terkait isu PETI Picuan.
‘’Disini, menjadi tanggungjawab bersama, warga masyarakat dan pihak aparat kepolisian supaya PETI Picuan dihilangkan. Kenapa PETI Tokin dan Karimbow bisa hilang. Dan kenapa PETI Picuan justru lebih marak dengan menggunakan tromol yang canggih. Olehnya, pertemuan dengan Kapolda Sulut sebentar diharapkan ada solusi yang baik,’’ ungkap keduanya mewakili warga Amurang. (and)
Amurang—Rabu (5/9) hari ini, warga Buyungon dan Rumoong Bawah menjadwalkan temui Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy. Rencana ‘bakudapa’ tersebut, pertama ingin menyampaikan keluhan soal Penambangan Emas Tidak Berizin (PETI) di Desa Picuan dan Picuan I. Pasalnya, PETI Picuan Raya, ditenggarai menggunakan bahan kimia berupa Mercury dan Siandida. Dan, sisa air PETI dibuang melalui DAS Ranoyapo.
Akibat hal diatas, warga Buyungon, Rumoong Bawah dan Kawangkoan Bawah (Amurang Raya, red) merasa terancam. Dimana, warga yang biasanya menggunakan PDAM Amurang diduga telah tercemar zat kimia berbahaya. Dengan demikian, mereka merasa harus temui Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy untuk menyampaikan maksud tersebut.
‘’Benar, bahwa hal ini sudah direncanakan beberapa hari lalu. Namun, baru hari ini terlaksana. Bahkan, sesuai jadwal kami akan bertemu pukul 10.00 Wita pagi ini di Mapolda Sulut di Jalan Bethesda-Manado. Sekali lagi, rencana pertemuan kami warga Buyungon, Rumoong Bawah sangatlah berarti bagi kehidupan warga,’’ ujar Donny Sangkay dan Andries Pelealu, keduanya warga Buyungon.
Lanjut keduanya, bahwa akibat PETI Picuan, warga Buyungon dan sekitarnya atau Amurang pada umumnya mulai meragukan air PDAM Minsel. Kenapa, lantaran kami juga sudah mengetahui persis soal perkembangan PETI Picuan. Kenapa demikian, kami juga takut kalau nantinya setelah kami konsumsikan dengan cara minum, mandi dan lain sebagainya air PDAM atau DAS Ranoyapo akan berdampak pada penyakit.
‘’Maka dari itu, pertemuan kami warga Amurang dengan Kapolda Sulut Brigjen Drs Dicky Ototoy adalah sangat tepat. Dimana, kami akan sampaikan hal-hal terkait PETI Picuan dan keselamatan warga Amurang secara khusus dan Minahasa Selatan secara umum. Bahwa, kami akan sampaikan PETI Picuan harus dihilangkan,’’ tambah Sangkay dan Pelealu.
Ditambahkannya lagi, memang sampai hari ini belum terdengar terjadi masalah atas pemakaian DAS Ranoyapo atau PDAM Amurang. Termasuk, warga sebagai penggali pasir di DAS Ranoyapo belum melaporkan kejadian-kejadian terkait isu PETI Picuan.
‘’Disini, menjadi tanggungjawab bersama, warga masyarakat dan pihak aparat kepolisian supaya PETI Picuan dihilangkan. Kenapa PETI Tokin dan Karimbow bisa hilang. Dan kenapa PETI Picuan justru lebih marak dengan menggunakan tromol yang canggih. Olehnya, pertemuan dengan Kapolda Sulut sebentar diharapkan ada solusi yang baik,’’ ungkap keduanya mewakili warga Amurang. (and)