Manado, BeritaManado.com — Wali Kota Andrei Angouw menjadi harapan besar bagi warga Kawanua (Sulawesi Utara) dari segala penjuru agar bisa menjadikan Kota Manado lebih baik daripada sekarang.
Harapan itu terungkap dalam Web Dialog Eksklusif yang digelar oleh Justitia Sociestas-Beritamanado.com bersama Wali Kota Manado Andrei Angouw dengan tema ‘Kota Manado yang Lebih Baik’, Selasa (20/7/2021) malam.
Dialog ini dipandu oleh host Stefan Obadja Voges, yang kesehariannya menjadi admin Justitia Societas WhatsApp Group.
Dialog lewat zoom meeting ini diikuti 95 peserta dari berbagai penjuru.
Beberapa penanggap dalam diskusi diantaranya Irjen Pol (Purn.) Ronny Franky Sompie, mantan pejabat teras Polri dan terakhir menjabat sebagai Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM; Toar Palilingan dari Universitas Sam Ratulangi; Ferry Daud Liando dari Universitas Sam Ratulangi; Taufiq Fredrik Pasiak, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasinal Veteran Jakarta; Oktavianus Kerap, Noviati, Angelica Tengker dari Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia (ASMI) Jakarta; Vivi George, aktivis Swara Parangpuan dan Dani Robert Pinasang, Asosiasi Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Sulawesi Utara.
Peserta dialog selain memuji kepemimpinan Wali Kota yang ‘membumi’ dan cekatan, juga berharap Wali Kota banyak membuka ruang dialog dengan kelompok nonkepentingan di luar struktur politik.
Dengan menjaring dialog bersama kelompok nonkepentingan ini, kata pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi, Ferry Daud Liando, Wali Kota bisa mendapat masukan yang jernih dan seimbang.
Dalam dialog itu, ada juga peserta yang mengajukan usul agar Wali Kota bersama DPRD setempat membuat peraturan daerah tentang Ketertiban Umum.
Alasannya, ketertiban umum di Manado diangap mulai melemah, karena banyak perilaku individualistis muncul di sana-sini.
Misalnya berpesta dengan suara musik yang mengganggu tetangga sebelah.
Ada juga hewan peliharaan dibiarkan berkeliaran.
Semua ini dianggap mengganggu.
Semua masukan ini ditanggapi Wali Kota secara positif.
Wali Kota banyak mendengar sekaligus memberi jawaban, baik yang diterima maupun untuk dipertimbangkan.
Yang jelas, Wali Kota dalam dialog itu bertekad keras menjadikan Manado sebagai kota lebih baik ke depannya, sekalipun misinya itu terganggu oleh pandemi Covid-19.
Andrei komitmen dengan visinya, menjadikan Manado Maju dan Sejahtera sebagai beranda Sulawesi Utara dan Indonesia ke Asia Pacific.
Untuk mencapai itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah fokus dalam pengelolaan sampah dan membebaskan permukiman dari banjir.
Tata kelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumompo, dibenahi total.
Jangan sampai terjadi penumpukan truk pengangkut sampah menuju TPA.
Karena penumpukan truk akan menjadi pangkal tidak lancarnya pengelolaan sampah di tengah kota.
Prinsipnya setiap sampah sekecil apapun tidak lagi dibiarkan teronggok dalam kota.
Lalu, Wali Kota juga berusaha membebaskan Manado dari banjir menahun.
Sumber banjirnya dibenahi dan dikelola secara rutin agar aliran air ketika hujan tidak menggenangi permukiman penduduk.
Kuncinya, menurut Wali Kota adalah dengan membebaskan saluran air di semua sudut kota dari penyempitan.
Dan mengeruk endapan material (sedimen) yang memenuhi saluran air maupun sungainya secara berkala.
Dialog yang sudah berlangsung dua jam –lebih lama dari yang djadwalkan– ini sebenarnya belum mau diakhiri, karena begitu tinggi respon dari peserta.
Tetapi, karena waktu sudah larut malam sekira pukul 22.00 Wita, Wali Kota harus berkonsentrasi untuk tugas-tugas hari Rabu pagi yang telah menumpuk.
(Rds)