Ratahan – Enam tahun berdiri sebagai kabupaten baru, wajah Minahasa Tenggara (Mitra) tak banyak berubah manakala berpisah dari Kabupaten induk Minahasa Selatan (Minsel) pada tanggal 23 Mei 2007, ini terlihat diseenteru pelosok Mitra selang menjadi daerah otonomi baru.
Lihat saja kondisi ibu kota Mitra yakni Ratahan, meski disebut-sebut sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian karena menjadi zona pertemuan masyarakat yang ada di 12 kecamatan dan 144 desa/kelurahan serta warga dari luar daerah, namun pembangunan Kota Ratahan tak nampak hingga tahun ke-6 ini.
Dari ketiga pintu gerbang kota Ratahan, yang banyak ditemui adalah kondisi infratruktur jalan yang buruk. Lihat saja dari kabupaten Minahasa menuju Mitra, kondisi jalan mulai dari gunung Potong sampai Kota Ratahan rusak minta ampun, demikian dari pintu gerbang Kabupaten Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow Timur sangat memiriskan.
Di pusat kota sendiri sampai detik ini tak satupun pembangunan yang menonjol. Apalagi tak ada investor yang berhasil didatangkan pemerintah untuk membangun sebuah pusat bisnis (pertokoan mall dan supermarket). Untuk infrastruktur sendiri, kondisi jalan utama di pusat kota tidak memadai, begitu pun untuk jalan alternatif belum ada yang dibangun pemerintah daerah sehingga kemacetanpun menjadi santapan sehari-hari warga. Ibu kota kabupaten Mitra sendiri pernah dikira sebagai ibu kota kecamatan oleh seorang wisatawan dari Bandung yang saat itu mengunjungi pantai Lakban.
Lantas, apakah kabupaten ini membutuhkan perubahan atau sebaliknya apa yang ada saat ini sudah baik bagi seluruh masyarakat Mitra? Jawabannya akan ditentukan seluruh warga Minahasa Tenggara pada 13 juni 2013 mendatang lewat pesta demokrasi pemilihan kepala daerah periode 2013-2018.(dul)
Ratahan – Enam tahun berdiri sebagai kabupaten baru, wajah Minahasa Tenggara (Mitra) tak banyak berubah manakala berpisah dari Kabupaten induk Minahasa Selatan (Minsel) pada tanggal 23 Mei 2007, ini terlihat diseenteru pelosok Mitra selang menjadi daerah otonomi baru.
Lihat saja kondisi ibu kota Mitra yakni Ratahan, meski disebut-sebut sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian karena menjadi zona pertemuan masyarakat yang ada di 12 kecamatan dan 144 desa/kelurahan serta warga dari luar daerah, namun pembangunan Kota Ratahan tak nampak hingga tahun ke-6 ini.
Dari ketiga pintu gerbang kota Ratahan, yang banyak ditemui adalah kondisi infratruktur jalan yang buruk. Lihat saja dari kabupaten Minahasa menuju Mitra, kondisi jalan mulai dari gunung Potong sampai Kota Ratahan rusak minta ampun, demikian dari pintu gerbang Kabupaten Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow Timur sangat memiriskan.
Di pusat kota sendiri sampai detik ini tak satupun pembangunan yang menonjol. Apalagi tak ada investor yang berhasil didatangkan pemerintah untuk membangun sebuah pusat bisnis (pertokoan mall dan supermarket). Untuk infrastruktur sendiri, kondisi jalan utama di pusat kota tidak memadai, begitu pun untuk jalan alternatif belum ada yang dibangun pemerintah daerah sehingga kemacetanpun menjadi santapan sehari-hari warga. Ibu kota kabupaten Mitra sendiri pernah dikira sebagai ibu kota kecamatan oleh seorang wisatawan dari Bandung yang saat itu mengunjungi pantai Lakban.
Lantas, apakah kabupaten ini membutuhkan perubahan atau sebaliknya apa yang ada saat ini sudah baik bagi seluruh masyarakat Mitra? Jawabannya akan ditentukan seluruh warga Minahasa Tenggara pada 13 juni 2013 mendatang lewat pesta demokrasi pemilihan kepala daerah periode 2013-2018.(dul)