Manado – Panas bumi sebagai sumber energi atau pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sehingga dapat menjamin ketahanan energi di Sulawesi Utara.
Begitu pentingnya panas bumi sehingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Direktorat Panas Bumi, dan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi menggelar Transfer Knowledge-Geothermal Goes To Campus di Gedung Rektorat Unsrat Lantai 4, Kamis 28 Mei 2015 lalu.
Peserta Kegiatan,
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA, serta beberapa peserta dari fakultas lain di lingkungan Unsrat.
Pembawa Materi, Direktorat Panas Bumi Kementerian ESDM, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Pusat Penelitian Panas Bumi Universitas Gadjah Mada, PT. Pertamina dan Bappeda Provinsi Sulawesi Utara
Tujuan kegiatan sesuai informasi Dosen Fakultas Teknik Unsrat, DR. Eng Stenly Tangkuman ST. MT, menginformasikan kepada peserta tentang upaya pemanfaatan potensi Panas Bumi yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah lebih khusus Kementerian ESDM.
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari potensi panas bumi adalah sebagai sumber energi atau pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sehingga dapat menjamin ketahanan energi di Sulawesi Utara.
Mengajak para Dosen dan Mahasiswa Unsrat (terutama Program Studi Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, dan Fisika) untuk berperan aktif dalam upaya pemanfaatan potensi panas bumi di Sulut.
Menjajaki program kerja sama antara pemeritah dan universitas.
“Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar yaitu 29 GW yang tersebar di 324 titik. Di Sulut ada 9 titik (Lahendong, Tompaso, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Kotamobagu dan Bolaang Mongondow), dengan kapasitas total 896 MW.
“Yang baru berhasil beroperasi adalah 80 MW yaitu dari PLTP Lahendong. Jadi, masih sangat besar potensi panas bumi yang belum dimanfaatkan. Jika sudah dapat dimanfaatkan maka Sulut akan benar-benar bebas dari krisis energi listrik”, ujar DR Stenly Tangkuman. (**/jerrypalohoon)
Manado – Panas bumi sebagai sumber energi atau pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sehingga dapat menjamin ketahanan energi di Sulawesi Utara.
Begitu pentingnya panas bumi sehingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Direktorat Panas Bumi, dan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi menggelar Transfer Knowledge-Geothermal Goes To Campus di Gedung Rektorat Unsrat Lantai 4, Kamis 28 Mei 2015 lalu.
Peserta Kegiatan,
Dosen dan Mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA, serta beberapa peserta dari fakultas lain di lingkungan Unsrat.
Pembawa Materi, Direktorat Panas Bumi Kementerian ESDM, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Pusat Penelitian Panas Bumi Universitas Gadjah Mada, PT. Pertamina dan Bappeda Provinsi Sulawesi Utara
Tujuan kegiatan sesuai informasi Dosen Fakultas Teknik Unsrat, DR. Eng Stenly Tangkuman ST. MT, menginformasikan kepada peserta tentang upaya pemanfaatan potensi Panas Bumi yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah lebih khusus Kementerian ESDM.
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari potensi panas bumi adalah sebagai sumber energi atau pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sehingga dapat menjamin ketahanan energi di Sulawesi Utara.
Mengajak para Dosen dan Mahasiswa Unsrat (terutama Program Studi Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, dan Fisika) untuk berperan aktif dalam upaya pemanfaatan potensi panas bumi di Sulut.
Menjajaki program kerja sama antara pemeritah dan universitas.
“Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar yaitu 29 GW yang tersebar di 324 titik. Di Sulut ada 9 titik (Lahendong, Tompaso, Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Kotamobagu dan Bolaang Mongondow), dengan kapasitas total 896 MW.
“Yang baru berhasil beroperasi adalah 80 MW yaitu dari PLTP Lahendong. Jadi, masih sangat besar potensi panas bumi yang belum dimanfaatkan. Jika sudah dapat dimanfaatkan maka Sulut akan benar-benar bebas dari krisis energi listrik”, ujar DR Stenly Tangkuman. (**/jerrypalohoon)