Bitung—Disaat sejumlah sopir truk mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM jenis solar di sejumlah SPBU, sejumlah truk yang ditengarai milik Sari Grup tetap bisa santai dan beroperasi. Pasalnya, beredar kabar jika salah satu SBPU yakni SBPU Manembo-nembo nomor seri 74.955.22 memang dikhususkan untuk kendaraan angkutan Sari Grup dalam mendapatkan BBM jenis solar setiap hari.
Hal ini terbukti ketika, Rabu (1/8) pagi sekitar pukul 5.30 Wita, dimana puluhan kendaraan truk telah mengantri untuk mendapatkan BBM jenis Solar. Namun sayangnya, di depan antrian kendaraan terpampang tulisan solar habis, tapi anehnya para sopir tetap memilih untuk mengatri.
Tak lama kemudian, berselang beberapa menit, muncul sebuah truk berwarna hijau yang diduga milik Sari Grup ikut bergabung dengan puluhan truk yang telah mengantri. Melihat kedatangan truk tersebut, salah satu petugas SPBU kemudian bergegas mencabut papan bertuliskan solar habis dan mulai melakukan pengisian BBM kepada truk-truk yang mulai mengantri berjam-jam.
“Papan pemberitahuan solar habis hanya akal-akalan petugas SBPU, karena memang mereka sengaja menunggu kedatangan truk-truk milik Sari Grup baru melakukan pengisian,” kata salah satu sopir truk, Marno.
Ia sendiri mengaku, praktek menganakemaskan truk milik Sari Grup di SPBU sudah berlangsung lama tanpa ada teguran dari pihak Pertamina atau yang berwenang. “Malah dalam pembelian solar petugas membatasi hanya bolah Rp100 ribu, sedangkan angkutan Sari Grup bebas tanpa harus dibatasi jumlah pengisiannya,” katanya.
Apa yang dikatakan Marno ini tidak ditutup-tutupi pengelola SPBU Manembo-nembo, Salawati. Malah ia secara terang-terangan menyebutkan jika truk Sari Grup merupakan milik Walikota Bitung, Hanny Sondakh sehingga harus diprioritaskan dalam mendapatkan bahan bakar setiap hari.
“Saat ini sejumlah truk milik walikota di rentalkan untuk keperluan proyek-proyek pembangunan jadi pengisian solar tidak di batasi,” kata Salawati.
Menurutnya, proyek-proyek yang dikerjakan melalui bantuan kendaraan walikota harus lancar dan pihaknya memahami kendala mendapatkan solar saat ini yang sulit. “Toh juga ini SPBU milik walikota jadi wajar jika truk miliknya menjadi prioritas dalam melakukan pengisian,” tegasnya.
Ditanya soal pembatasan pembelian, ia mengaku kebijakan itu diambil karena adanya antrian panjang. Ditambah lagi jumlah pasokan yang di berikan pihak Pertamina hanya 8000 liter perhari padahal kebutuhan solar dan premium untuk Kota Bitung sudah sama permintaanya.(enk)
Bitung—Disaat sejumlah sopir truk mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM jenis solar di sejumlah SPBU, sejumlah truk yang ditengarai milik Sari Grup tetap bisa santai dan beroperasi. Pasalnya, beredar kabar jika salah satu SBPU yakni SBPU Manembo-nembo nomor seri 74.955.22 memang dikhususkan untuk kendaraan angkutan Sari Grup dalam mendapatkan BBM jenis solar setiap hari.
Hal ini terbukti ketika, Rabu (1/8) pagi sekitar pukul 5.30 Wita, dimana puluhan kendaraan truk telah mengantri untuk mendapatkan BBM jenis Solar. Namun sayangnya, di depan antrian kendaraan terpampang tulisan solar habis, tapi anehnya para sopir tetap memilih untuk mengatri.
Tak lama kemudian, berselang beberapa menit, muncul sebuah truk berwarna hijau yang diduga milik Sari Grup ikut bergabung dengan puluhan truk yang telah mengantri. Melihat kedatangan truk tersebut, salah satu petugas SPBU kemudian bergegas mencabut papan bertuliskan solar habis dan mulai melakukan pengisian BBM kepada truk-truk yang mulai mengantri berjam-jam.
“Papan pemberitahuan solar habis hanya akal-akalan petugas SBPU, karena memang mereka sengaja menunggu kedatangan truk-truk milik Sari Grup baru melakukan pengisian,” kata salah satu sopir truk, Marno.
Ia sendiri mengaku, praktek menganakemaskan truk milik Sari Grup di SPBU sudah berlangsung lama tanpa ada teguran dari pihak Pertamina atau yang berwenang. “Malah dalam pembelian solar petugas membatasi hanya bolah Rp100 ribu, sedangkan angkutan Sari Grup bebas tanpa harus dibatasi jumlah pengisiannya,” katanya.
Apa yang dikatakan Marno ini tidak ditutup-tutupi pengelola SPBU Manembo-nembo, Salawati. Malah ia secara terang-terangan menyebutkan jika truk Sari Grup merupakan milik Walikota Bitung, Hanny Sondakh sehingga harus diprioritaskan dalam mendapatkan bahan bakar setiap hari.
“Saat ini sejumlah truk milik walikota di rentalkan untuk keperluan proyek-proyek pembangunan jadi pengisian solar tidak di batasi,” kata Salawati.
Menurutnya, proyek-proyek yang dikerjakan melalui bantuan kendaraan walikota harus lancar dan pihaknya memahami kendala mendapatkan solar saat ini yang sulit. “Toh juga ini SPBU milik walikota jadi wajar jika truk miliknya menjadi prioritas dalam melakukan pengisian,” tegasnya.
Ditanya soal pembatasan pembelian, ia mengaku kebijakan itu diambil karena adanya antrian panjang. Ditambah lagi jumlah pasokan yang di berikan pihak Pertamina hanya 8000 liter perhari padahal kebutuhan solar dan premium untuk Kota Bitung sudah sama permintaanya.(enk)