Watu Pinawetengan Bukti Sebuah Peradaban Orang Minahasa
Manado – Tradisi dan nilai-nilai kehidupan para leluhur orang Minahasa kini semakin jauh ditinggalkan oleh generasi muda alias nyaris punah. Kalaupun ada yang mempertahankannya, itu hanya bisa dihitung dengan jari.
Itulah fakta yang coba dipaparkan oleh tiga pakar sejarah dan budaya Minahasa, masing-masing Drs. Fendy Parengkuan, Pastor Dr. Paul Richard Renwarin Pr dan Dr. Ivan RB Kaunang M.hum dalam Seminar Budaya yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), Sabtu (28/11/2014) lalu.
Fendy Parengkuan mengatakan bahwa sejarah dan budaya Minahasa adalah anugerah Tuhan yang harus tetap dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
Itu adalah tanggung jawab manusia yang kepadanya diberikan karunia akal budi yang dapat mengerti mana yang baik dan sebaliknya.
Begitu juga dengan Paul Renwarin, yang mengungkapkan pelestarian bahasa daerah juga bernasib sama. Bahasa daerah Minahasa kini mayoritas masih terdengar pada percakapan kalangan orangtua saja.
Jika tidak ada langkah-langkah dari pemerintah dan masyarakat, maka bahasa sebagai salah satu bagian dari jati diri akan punah.
Pada kesempatan yang sama, Ivan Kaunang menegaskan bahwa budaya Minahasa sedang bermasalah. Hal itu karena sangat sedikit bukti fisik dari sejarah dan budaya Minahasa yang bisa dilihat.
Seperti waruga misalnya, yang sebagian besar sengaja dirusak dan dicuri isinya. Selain itu catatan-catatan sejarah juga nyaris tidak ada.
Merangkum pandangan para pakar sejarah budaya tersebut, Kepala Bappelitbangda Minahasa Ir. Jacky Walukouw kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti setiap usulan yang masuk, demi eksisnya budaya Minahasa. (frangkiwullur)
Baca juga:
- 2016, Pemkab Minahasa Canangkan Tahun Budaya
- Yang Bilang Budaya Minahasa Mistik Berdosa!
- Tradisi Leluhur Minahasa Nyaris Punah