Manado—Pdt Lucky Rumopa meminta tokoh agama di Sulut tidak asal bicara atau asal bunyi (Asbun). Apalagi berbicara soal masalah penyakit masyarakat seperti Miras, Sajam, Premanisme dan judi yang seakan tidak ada habisnya dilakoni masyarakat.
“Tokoh agama asbun seperti burung beo. Apalagi disaat ada pejabat baru seperti pergantian Kapolda Sulut baru-baru. Fenomena burung beo selalu bermunculan dari mulut tokoh agama,” kata Rumopa.
Rumopa sendiri mengaku, setiap kali ada pergantian Kapolda, selalu tampil para tokoh agama memberi penyataan kepada masyarakat untuk memberantas miras, sajam, premanisme dan judi. Padahala dalam kenyataan kontribusi para tokoh agama tidak ada dan hanya terkesan obral statemen.
“Tidak ada relalisasi di lapangan soal apa yang mereka ucapkan, kalau itupun ada hanya sekedar kegiatan serimoni saja,” katanya.
Ia sendiri mengaku kuatir para tokoh agama hanya menggunakan nama tersebut untuk kepentingan pribadi. Karena menurutnya, tokoh agama justru tidak membawa suara kritis profetis tetapi mencari keuntungan pada momen-momen temporer seperti mencari muka kepada kapolda baru.
“Ini yang harus diwaspadai dan saya menantang Kapolda dan jajarannya termasuk tokoh agama yang umbar janji di media agar membuktikan ucapan untuk memberantas miras, sajam, premanisme dan judi,” katanya.(en)