Manado, BeritaManado.com — Pemilihan Serentak akan digelar akhir tahun di Indonesia.
Di Sulut, sejumlah kabupaten/kota turut melaksanakan pesta demokrasi, termasuk Ibukota Provinsi, Manado.
Sayang, dalam menyambut kontestasi lima tahunan ini, banyak pihak yang kecewa dengan proses pencalonan oleh partai politik.
Salah satunya Ketua Tim Sukses (Timses) Kandidat Bakal Calon (Balon) Walikota Manado Rio Permana Mandagi, Harry Lesar.
Harry Lesar bercerita soal kondisi memilukan menghadapi Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Manado.
Menurutnya, sudah 75 tahun Indonesia merdeka tapi di beberapa daerah masih menunjukan karakter berpolitik ‘dagang sapi’.
“Tawar-menawar agar tujuan tercapai. Kondisi seperti ini akan memperburuk kinerja kepala daerah jika terpilih dan menjabat,” tegar Harry Lesar kepada BeritaManado.com, Rabu (26/8/2020).
Menurut dia, jabatan dari hasil ‘tawar-menawar’, kelak akan mengarah pada penyalahgunaan kebijakan.
“Alhasil terjadi penyimpangan dalam penggunaan anggaran. Kenapa, karena deal-deal dalam kekuasaan,” bebernya.
Lesar juga menyoroti pejabat bermental koruptor yang sering bertransaksi di bawah meja.
“Coba lihat ke belakang, bukan sedikit pejabat Kota Manado tidur di balik jeruji besi. Yang jadi pertanyaan, kapan karakter dan mental pejabat seperti ini hilang jika dalam proses pencalonan saja sudah terjadi transaksi,” tandasnya.
(Alfrits Semen)