Bayi Musang yang Terbakar, Kini Mendapat Perawatan.
Airmadidi-Kebakaran hebat yang terjadi di Gunung Klabat turut mengancam populasi satwa langka yang ada.
Menariknya, dalam upaya penyelamatan satwa-satwa tersebut, Tim Posko Klabat Ops Padam Sulut 2015 juga menemukan beberapa spesies baru seperti lima ekor bayi musang yang mirip hewan luwak, ular yang kedua ujungnya terdapat kepala, serta tarsius dengan ukuran tangan yang lebih kecil dibanding ukuran biasa namun memiliki jari-jari panjang serta kepala dengan diameter lebih besar.
Petugas Menemukan Hewan Langka Yaki Mulai Memasuki Desa Dimembe.
Penemuan spesies baru ini disampaikan langsung Koordinator Operasi Steven Malonda, Rabu (21/10/2015). “Kami menemukan bayi musang mirip luwak, tarsius jenis baru, ada juga yaki, anoa, rusa, ular pyton, dan babi hutan. Untuk hewan yang hidup kami usir agar lari ke wilayah gunung yang aman dari kebakaran, bagi hewan yang terluka, kami sudah kirim ke Hutan Konservasi Tasikoki untuk dirawat dulu disana” jelasnya.
Malonda menyayangkan, ada banyak hewan yang terbakar akibat musibah ini. “Kalau saja, pemadaman bisa lebih cepat dilakukan, tentunya tidak akan timbul kerugian yang lebih besar,” kata Malonda.(Finda Muhtar)
Bayi Musang yang Terbakar, Kini Mendapat Perawatan.
Airmadidi-Kebakaran hebat yang terjadi di Gunung Klabat turut mengancam populasi satwa langka yang ada.
Menariknya, dalam upaya penyelamatan satwa-satwa tersebut, Tim Posko Klabat Ops Padam Sulut 2015 juga menemukan beberapa spesies baru seperti lima ekor bayi musang yang mirip hewan luwak, ular yang kedua ujungnya terdapat kepala, serta tarsius dengan ukuran tangan yang lebih kecil dibanding ukuran biasa namun memiliki jari-jari panjang serta kepala dengan diameter lebih besar.
Petugas Menemukan Hewan Langka Yaki Mulai Memasuki Desa Dimembe.
Penemuan spesies baru ini disampaikan langsung Koordinator Operasi Steven Malonda, Rabu (21/10/2015). “Kami menemukan bayi musang mirip luwak, tarsius jenis baru, ada juga yaki, anoa, rusa, ular pyton, dan babi hutan. Untuk hewan yang hidup kami usir agar lari ke wilayah gunung yang aman dari kebakaran, bagi hewan yang terluka, kami sudah kirim ke Hutan Konservasi Tasikoki untuk dirawat dulu disana” jelasnya.
Malonda menyayangkan, ada banyak hewan yang terbakar akibat musibah ini. “Kalau saja, pemadaman bisa lebih cepat dilakukan, tentunya tidak akan timbul kerugian yang lebih besar,” kata Malonda.(Finda Muhtar)