Jakarta, BeritaManado.com – Belum adanya langkah tegas langkah tegas terhadap keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi, membuat Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dicap bermain politik dua kaki.
Pasalnya, melansir Suara.com jaringan BeritaManado.com, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Di sisi lain, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, juga dilantik menjadi Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sementara sebagai keluarga kader PDIP seharusnya berada di satu partai yang sama.
Terkait hal itu, Politisi Senior PDIP, Panda Nababan membantah bahwa belum adanya hukuman kepada keluarga Jokowi karena dianggap “mbalelo” itu karena partainya bermain dua kaki.
Sebab menurutnya, PDIP sangat yakin bahwa rakyat saat ini sudah bisa menilai.
“Rakyat Indonesia ini saya tahu sudah pintar, tidak juga sebodoh (kerbau) dicucuk hidung,” kata politisi senior PDIP tersebut di podcast Abraham Samad, dikutip pada Selasa (31/10/2023).
“Ada yang bilang, ‘Mereka dulu pro Jokowi sampai 80 persen’, iya, Tapi setelah di sana melihat, ‘Kok Ibu Mega dikhianati? Kok partai ditinggalkan? Kok diperlakukan begini?’ Mereka rakyat itu juga berpikir kritis. Rakyat lah nanti yang akan menghukum, rakyat yang nanti akan memvonis, rakyat lah yang nanti jadi hakimnya,” lanjutnya.
Panda menilai, Megawati saat ini tidak perlu repot-repot memberi sanksi bagi yang telah berkhianat terhadap kebijakan partai.
Sebab saat ini ada hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan oleh PDIP dan Megawati.
“Megawati sekarang konsentrasi penuhnya semua banteng-banteng ini memenangkan Ganjar sama Mahfud. Enggak dong (nggak usah menghiraukan Gibran),” tegas Panda.
Meski begitu, PDIP tetap memperlakukan setiap peristiwa case by case.
Dengan kata lain, partai bisa memberikan sikap yang berbeda, jika nanti menemui kader yang juga berpaling dari kebijakan partai, seperti yang dilakukan Gibran saat ini.
Adapun Panda juga menyentil soal Gibran yang diduga belum mengundurkan diri secara resmi.
Gibran bahkan belum mengembalikan KTA-nya sebagai kader PDIP, walau telah resmi mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.
(jenlywenur)