Manado — Untuk tahun 2018, target luas lahan untuk penanaman Padi Jagung Kedelai (Pajale) Sulawesi Utara dari Kementerian Pertanian RI telah melewati angka 200.000 hektare.
Angka tersebut turut menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah yang kokoh dalam bidang pangan.
Program nasional yang bekerja sama dengan TNI khususnya angkatan darat ini pun terus dimaksimalkan pelaksanaannya terutama dalam hal teknis.
Hal ini pernah dibicarakan oleh Dirjen bidang tanaman pangan Kementerian Pertanian RI Sumarjo Gatot Irianto saat menyambangi Makorem 131/Santiago beberapa waktu lalu dalam rangka pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Upsus Pajale bersama unsur Korem 131/Santiago bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sulut serta instansi terkait.
Pada kesempatan tersebut, Gatot Irianto menekankan pentingnya transparansi anggaran dari pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perkebunan, termasuk didalamnya terkait harga, kualitas dan spesifikasi produk yang digunakan, dalam artian tidak boleh ada yang namanya mark up atau dana siluman dalam program pertanian.
“Jangan sampai spesifikasi produk, kualitas dan harga tidak sesuai. Tanggung jawab saya untuk mengingatkan sampai disini,” tegas Gatot.
Menjawab hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sulawesi Utara Novly Wowiling pun mengatakan, pihaknya siap melanjutkan kerja sama dengan Korem 131/Santiago dan bekerja keras serta profesional demi memenuhi target yang ada.
“Kami tentu akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Penganggaran pun akan diperhatikan sebagaimana yang disampaikan Pak Dirjen sehingga tidak ada yang namanya mark up,” ujar Novly.
Diketahui, untuk memenuhi target yang ada, Korem 131/Santiago lewat Kodim yang ada sejak awal tahun mulai bekerja demi menjawab kebutuhan pangan dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara.
(srisurya)
Manado — Untuk tahun 2018, target luas lahan untuk penanaman Padi Jagung Kedelai (Pajale) Sulawesi Utara dari Kementerian Pertanian RI telah melewati angka 200.000 hektare.
Angka tersebut turut menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah yang kokoh dalam bidang pangan.
Program nasional yang bekerja sama dengan TNI khususnya angkatan darat ini pun terus dimaksimalkan pelaksanaannya terutama dalam hal teknis.
Hal ini pernah dibicarakan oleh Dirjen bidang tanaman pangan Kementerian Pertanian RI Sumarjo Gatot Irianto saat menyambangi Makorem 131/Santiago beberapa waktu lalu dalam rangka pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Upsus Pajale bersama unsur Korem 131/Santiago bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sulut serta instansi terkait.
Pada kesempatan tersebut, Gatot Irianto menekankan pentingnya transparansi anggaran dari pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perkebunan, termasuk didalamnya terkait harga, kualitas dan spesifikasi produk yang digunakan, dalam artian tidak boleh ada yang namanya mark up atau dana siluman dalam program pertanian.
“Jangan sampai spesifikasi produk, kualitas dan harga tidak sesuai. Tanggung jawab saya untuk mengingatkan sampai disini,” tegas Gatot.
Menjawab hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sulawesi Utara Novly Wowiling pun mengatakan, pihaknya siap melanjutkan kerja sama dengan Korem 131/Santiago dan bekerja keras serta profesional demi memenuhi target yang ada.
“Kami tentu akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Penganggaran pun akan diperhatikan sebagaimana yang disampaikan Pak Dirjen sehingga tidak ada yang namanya mark up,” ujar Novly.
Diketahui, untuk memenuhi target yang ada, Korem 131/Santiago lewat Kodim yang ada sejak awal tahun mulai bekerja demi menjawab kebutuhan pangan dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara.
(srisurya)