Ratatotok – Menyikapi kemungkinan gagal panen bagi para petani cengkih di Kecamatan Ratatotok, Ketua Kelompok Tani Satria Desa Basaan Jofrie Wurangian mengharapkan agar ada perhatian dari pemerintah melalui dinas terkait.
Menurutnya, dengan keadaan saat ini di Desa Basaan Kecamatan Ratatotok, kemungkinan gagal panen cengkih sangat besar.
Sebabnya bukan hanya cuaca, namun ada juga faktor lain, seperti turunnya harga cengkih, biaya panen sebelumnya yang tinggi, dan para pemetik cengkih biasanya dari daerah lain, serta minimnya pembeli sangat menyulitkan bagi para petani cengkih.
“Banyak teman-teman petani yang sudah mengeluh dengan keadaan ini. Kalau memang bisa diperjuangkan harga cengkih bisa naik, puji Tuhan, namun kalau tidak petani cengkih akan kesulitan. Makanya kami berharap ada perhatian dari pemerintah akan hal ini,” ungkap Jofrie Wurangian.
Lanjut dikatakannya, untuk menanam agak sulit dengan cuaca dan keadaan saat ini sehingga mengharapkan agar dari pemerintah ada bantuan yang langsung menyentuh para petani.
“Kalau bibit, ya percuma juga kalau hanya disimpan. Sebab jika baru mau mulai menanam saat ini untuk panen tiga bulan ke depan, sudah terlambat. Sebelumnya sempat ada bantuan bibit jagung, namun tidak cocok dengan iklim di sini sehingga gagal. Makanya kalau bisa ada BLT tentunya akan sangat bagus, sebab kalau tidak karena COVID-19, petani tidak akan mengeluh,” tandasnya.
Dirinya kemudian menjelaskannya, dalam keadaan saat ini tidak semua petani, apalagi petani cengkih mendapatkan bantuan seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Sebabnya cara pandang orang berbeda-beda, terutama kepada para petani cengkih karena dianggap memiliki banyak pohon cengkih sehingga tidak butuh bantuan.
“Benar kami memiliki banyak pohon cengkih. Namun kalau tidak bisa dipanen karena harga turun dan kondisi cuaca tidak baik, serta sulitnya mencari pemetik cengkih saat ini, bahkan tidak ada pembeli, ya percuma juga,” pungkasnya.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pertanian Mitra Petrus Worang mengatakan pihaknya siap memfasilitasi keluhan para petani, namun sebatas menyalurkan bantuan benih cengkih saja.
Sebab untuk masalah BLT bagi para petani, pihaknya tidak menyediakan bantuan seperti itu karena untuk BLT merupakan kewenangan Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
“Kalau soal BLT di luar kewenangan kami karena di dinas pertanian tidak ada yang namanya bantuan tunai,” jelas Petrus Worang.
Namun pihaknya siap berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk mengkoordinir akan informasi tersebut.
“Kalau untuk penyaluran benih cengkih, kami bisa fasilitasi dan teruskan ke pemerintah provinsi karena mereka memiliki kewenangan terkait itu. Namun sebelumnya mereka, yakni para kelompok tani, harus membuat permohonan berupa proposal ke pihak kami,” tandas Petrus Worang.
(***/Jenly Wenur)