Manado – Polda Sulut gandeng Wartawan dalam mengantisipasi berkembangnya kelompok radikal dan terorisme khususnya di wilayah Sulawesi Utara (Sulut). Hal ini diwujudkan dengan digelarnya pertemuan antara Satgas Operasi Polri Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Khusus ISIS) Polda Sulut dengan media massa, Kamis (25/02/2016) siang, di ruang Kerja Kabid Humas.
Kabid Humas Polda Sulut, AKBP Wilson Damanik, SH, mengatakan, Polisi tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi masalah radikalisme dan terorisme. “Polisi butuh dukungan dari pihak lain. Untuk itu, diperlukan sinergitas antara Polri dan media massa dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap berkembangnya terorisme dan radikalisme,” kata Kabid Humas.
Menyikapi hal tersebut, lanjut Kabid Humas media massa mempunyai peranan penting sesuai dengan tugasnya dalam hal pemberitaan. “Peran media massa salah satunya bisa dilakukan dengan memberikan himbauan kepada masyarakat agar menolak segala bentuk ajaran radikal dan terorisme, melalui pemberitaan,” tambahnya. Selain itu, Kabid Humas juga meminta Wartawan maupun masyarakat luas untuk memberikan informasi kepada Polisi, jika mengetahui adanya kelompok radikal di lingkungannya.
Dijelaskan Kabid Humas, Polda Sulut terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan kelompok radikal, seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai media seperti spanduk, brosur dan lainnya,” jelasnya.
Upaya lain yang dilakukan Polda Sulut dan jajaran adalah melakukan razia KTP khususnya di tempat-tempat kost. “Hal ini dilakukan untuk mengawasi khususnya para pendatang, yang harus jelas identitas, tujuan dan latar belakangnya,” tambahnya.
Untuk upaya deradikalisasi menurut beliau, Polda Sulut telah bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan guna memberi kesadaran tentang bahaya paham radikal dan terorisme, sehingga mereka yang sempat terjerat hukum kasus ini akan insaf dan kembali sebagai warga negara yang baik dan taat hukum. (***/risat)
Manado – Polda Sulut gandeng Wartawan dalam mengantisipasi berkembangnya kelompok radikal dan terorisme khususnya di wilayah Sulawesi Utara (Sulut). Hal ini diwujudkan dengan digelarnya pertemuan antara Satgas Operasi Polri Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Khusus ISIS) Polda Sulut dengan media massa, Kamis (25/02/2016) siang, di ruang Kerja Kabid Humas.
Kabid Humas Polda Sulut, AKBP Wilson Damanik, SH, mengatakan, Polisi tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi masalah radikalisme dan terorisme. “Polisi butuh dukungan dari pihak lain. Untuk itu, diperlukan sinergitas antara Polri dan media massa dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap berkembangnya terorisme dan radikalisme,” kata Kabid Humas.
Menyikapi hal tersebut, lanjut Kabid Humas media massa mempunyai peranan penting sesuai dengan tugasnya dalam hal pemberitaan. “Peran media massa salah satunya bisa dilakukan dengan memberikan himbauan kepada masyarakat agar menolak segala bentuk ajaran radikal dan terorisme, melalui pemberitaan,” tambahnya. Selain itu, Kabid Humas juga meminta Wartawan maupun masyarakat luas untuk memberikan informasi kepada Polisi, jika mengetahui adanya kelompok radikal di lingkungannya.
Dijelaskan Kabid Humas, Polda Sulut terus meningkatkan upaya-upaya pencegahan kelompok radikal, seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai media seperti spanduk, brosur dan lainnya,” jelasnya.
Upaya lain yang dilakukan Polda Sulut dan jajaran adalah melakukan razia KTP khususnya di tempat-tempat kost. “Hal ini dilakukan untuk mengawasi khususnya para pendatang, yang harus jelas identitas, tujuan dan latar belakangnya,” tambahnya.
Untuk upaya deradikalisasi menurut beliau, Polda Sulut telah bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan guna memberi kesadaran tentang bahaya paham radikal dan terorisme, sehingga mereka yang sempat terjerat hukum kasus ini akan insaf dan kembali sebagai warga negara yang baik dan taat hukum. (***/risat)