Manado – Pengalaman kurang menyenangkan kini dialami oleh 120 siswa SD Negeri 68 Manado yang sejak dua minggu lalu harus rela belajar di satu ruangan yang ada di Stadion Klabat.
Siswa dari kelas satu sampai enam tersebut menempati satu ruangan bersama dikarenakan sekolah mereka sedang direnovasi penuh.
Hal tersebut disampaikan Kepala SD Negeri 68 Manado Anike Tombiling SPd kepada BeritaManado.com saat menyambangi Stadion Klabat tempat kegiatan belajar mengajar dilakukan.
“Sekolah kami sedang direnovasi penuh, jadi semua ruangan dibongkar. Menurut kontraktornya akan memakan waktu 6 bulan. Itu sebabnya, menunggu sekolah kami selesai direnovasi, kami belajar disini dulu,” ujar Anike.
Diakui Anike, situasi belajar mengajar jadi tidak kondusif karena siswa dan guru harus belajar bersama di ruangan yang sama tanpa sekat.
“Memang jadi tidak nyaman, sering dikeluhkan panas dan ribut, tapi harus bisa diatasi,” tambahnya.
Meski orang tua dan pihak guru tidak keberatan dengan lokasi yang berada di Stadion Klabat, tapi hanya satu ruangan yang bisa digunakan untuk belajar membuat orang tua khususnya meminta pemerintah turun tangan demi kenyamanan para siswa belajar yang sudah jadi hak mereka.
“Para orang tua juga sudah meminta kami untuk menghubungi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk kiranya membantu kami mendapatkan ruangan lebih karena di Stadion ini rupanya ada ruangan kosong yang tidak dipakai sepanjang hari, hanya waktu tertentu saja. Sekarang upaya kami itu dulu, karena 6 bulan waktu yang panjang,” tandasnya. (srisurya)
Manado – Pengalaman kurang menyenangkan kini dialami oleh 120 siswa SD Negeri 68 Manado yang sejak dua minggu lalu harus rela belajar di satu ruangan yang ada di Stadion Klabat.
Siswa dari kelas satu sampai enam tersebut menempati satu ruangan bersama dikarenakan sekolah mereka sedang direnovasi penuh.
Hal tersebut disampaikan Kepala SD Negeri 68 Manado Anike Tombiling SPd kepada BeritaManado.com saat menyambangi Stadion Klabat tempat kegiatan belajar mengajar dilakukan.
“Sekolah kami sedang direnovasi penuh, jadi semua ruangan dibongkar. Menurut kontraktornya akan memakan waktu 6 bulan. Itu sebabnya, menunggu sekolah kami selesai direnovasi, kami belajar disini dulu,” ujar Anike.
Diakui Anike, situasi belajar mengajar jadi tidak kondusif karena siswa dan guru harus belajar bersama di ruangan yang sama tanpa sekat.
“Memang jadi tidak nyaman, sering dikeluhkan panas dan ribut, tapi harus bisa diatasi,” tambahnya.
Meski orang tua dan pihak guru tidak keberatan dengan lokasi yang berada di Stadion Klabat, tapi hanya satu ruangan yang bisa digunakan untuk belajar membuat orang tua khususnya meminta pemerintah turun tangan demi kenyamanan para siswa belajar yang sudah jadi hak mereka.
“Para orang tua juga sudah meminta kami untuk menghubungi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk kiranya membantu kami mendapatkan ruangan lebih karena di Stadion ini rupanya ada ruangan kosong yang tidak dipakai sepanjang hari, hanya waktu tertentu saja. Sekarang upaya kami itu dulu, karena 6 bulan waktu yang panjang,” tandasnya. (srisurya)