Manado, BeritaManado.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Utara (Sulut) menjadi tuan rumah Sekolah Legislator yang diikuti 81 anggota DPRD dari 5 provinsi di Indonesia, diantaranya Sulut, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Papua Barat, 7-9 Februari 2020 di Hotel Peninsula Manado.
Kegiatan Sekolah Legislator dibuka langsung Ketua DPP PKB yang juga menjabat Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi RI Abdul Halim Iskandar, Jumat (7/2/2020).
Gus Halim begitu saapaan akrabnya, mewakili Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Pada kesempatan itu, Gus Halim menyebutkan bahwa PKB adalah partai yang dilahirkan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
PKB memiliki tanggungjawab, beban dan tugas yang sama dengan NU.
Gus Halim menceritakan kembali sejarah peran NU dalam harmonisasi serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Setiap ke Indonesia Timur teringat perdebatan panjang dan sengit di rapat BPU PKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, red). Saat itu, anggota BPU PKI perwakilan Indonesia Timur menolak terhadap bagian kalimat dalam pembukaan Undang Undang Dasar, yang berbunyi: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Tokoh NU saat itu Wahid Hasjim setuju dengan perubahan pada sila pertama, seperti yang kita kenal sekarang, berbunyi: Ketuhanan yang Maha Esa,” ujar Gus Halim menceritakan sejarah perubahan isi Piagam Jakarta yang ditandatangani BPUPKI 22 Juni 1945.
Dikatakan Gus Halim, disitulah Indonesia menjadi seperti hari ini, NKRI.
Ketua DPW PKB Sulut, sekaligus Ketua Panitia Greetty Tielman
“Betapa besar peran NU demi keutuhan sebuah bangsa yang besar. Hari ini kita sering dihadapkan dengan dinamika bangsa yang sangat menonjolkan politik identitas. NU menempatkan diri sebagai penyelamat bangsa. PKB itu NU, hanya saja PKB mengambil jalur politik, dan NU jalur organisasi sosial keagamaan. PKB punya komitmen tinggi untuk mengawal perbedaan untuk menjaga harmonis. Nilai-nilai yang diajarkan Gusdur (Kyai Haji Abdurrahman Wahid, red) harus jadi perjuangan PKB. Tidak ada NKRI kalau tidak ada NU, dan tidak akan bertahan NKRI tanpa dukungan NU dan PKB. Karena itu pasca sekolah legislator ini, ayo turun di masyarakat dan jalankan tugas dengan baik,” pungkas Gus Halim.
Ketua DPW PKB Sulut, sekaligus Ketua Panitia Greetty Tielman dalam laporannya menyebutkan bahwa Sulut merupakan lokasi ke-15 digelar program Sekolah Legislator PKB.
“Kegiatan ini penting agar para anggota dewan dari PKB di seluruh Indonesia memiliki kesamaan visi dan langkah dalam menerjemahkan perjuangan partai untuk mensejahterakan rakyat,” ujar Greetty.
Sementara Ketua PWNU Ulyas Taha, mengajak seluruh legislator dari PKB untuk tetap menjaga persatuan.
“Apa yang menjadi cita-cita PKB, itu juga yang diperjuangkan NU. Sehingga, anggota DPRD memang harus berkolaborasi dengan NU. Doa kami, sahabat-sahabat kami ini sukses memimpin Indonesia,” kunci Taha.
Pembukaan Sekolah Legislator ditandai dengan pemukulan tetengkoreng dan pemasangan kartu tanda peserta.
(***/Finda Muhtar)